Gagal Kuasai Kyiv Putin Lakukan Serangan di Ukraina Timur, AS: Pertempuran yang Tidak Pasti

- 11 Mei 2022, 10:12 WIB
Menurut AS Putin hanya melakukan invasi yang sia-sia karena ambisinya
Menurut AS Putin hanya melakukan invasi yang sia-sia karena ambisinya /Pixabay/

KABAR BESUKI - Menurut kepala intelijen AS, Presiden Rusia Vladimir Putin, masih berusaha melakukan serangan militer di luar Ukraina timur setelah gagal merebut Kyiv pada tahap awal perang.

Pada Selasa, anggota parlemen AS, Avril Haines, direktur intelijen AS, mengatakan bahwa serangan operasi militer Rusia ke wilayah Donbas Ukraina di Timur hanya bersifat sementara.
 
"Kami menilai presiden Putin sedang mempersiapkan konflik berkepanjangan di Ukraina dimana dia masih mencapai tujuan di luar Donbas," kata Haines.
 
 
"Kami menilai bahwa tujuan strategis Putin mungkin tidak berubah, menunjukkan bahwa dia menganggap keputusan pada akhir Maret untuk fokus kembali, pasukan Rusia di Donbas hanyalah sementara untuk mendapatkan kembali inisiatif setelah kegagalan militer Rusia untuk merebut Kyiv," lanjutnya.
 
Haines mengatakan intelijen AS telah menilai bahwa Putin ingin memperluas wilayah perbatasan pantai Laut Hitam seperti Transnistria, wilayah Moldova yang memisah diri dan didukung Rusia. 
 
Langkah seperti ini membantu Rusia mengamankan pasokan air ke Krimea yang direbut dan dianeksasi pada 2014, serta berpotensi menghalangi akses Ukraina ke laut.
 
 
Dilansir Kabar Besuki dari Al-Jazeera, pada Selasa, Haines mengatakan bahwa pada awal invasi, Rusia berusaha mengalahkan pasukan Ukraina dan dengan cepat merebut Kyiv untuk mencegah AS dan NATO memberikan bantuan militer ke Ukraina.
 
"Rusia menghadapi banyak perlawanan dari Ukraina, kinerja mereka sendiri mengungkapkan sejumlah tantangan internal yang signifikan, memaksa mereka untuk menyesuaikan tujuan militer mereka mundur dari Kyiv dan fokus pada Donbas," kata Haines.
 
Pada Selasa, Haines mengatakan bahwa kedua pihak dalam konflik percaya mereka membuat kemajuan militer, komunitas intelijen AS tidak melihat jalur negosiasi yang layak ke depan setidaknya dalam jangka pendek.
 
 
"Sifat pertempuran yang tidak pasti, yang berkembang menjadi perang gesekan, dikombinasikan dengan kenyataan bahwa Putin menghadapi ketidaksesuaian antara ambisinya dan kemampuan militer Rusia saat ini, kemungkinan beberapa bulan ke depan dapat melihat ke arah yang tidak terduga dan berpotensi lintasan eskalator," katanya.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Al Jazeera


Tags

Terkait

Terkini

x