Para Pimpinan Gereja Kutuk Perbuatan Polisi Israel Terhadap Para Pelayat Shireen Abu Akleh

- 17 Mei 2022, 10:29 WIB
Para Pemimpin Gereja kecam perbuatan polisi Israel ketika pemakaman
Para Pemimpin Gereja kecam perbuatan polisi Israel ketika pemakaman /Instagram @shireenabuakleh

KABAR BESUKI - Pendeta Katolik terkemuka di Yerusalem mengutuk pemukulan yang dilakukan oleh polisi Israel terhadap pelayat yang membawa peti mati jurnalis Al-Jazeera, Shireen Abu Akleh.

Shireen Abu Akleh adalah jurnalis yang dibunuh oleh pasukan Israel pada Rabu lalu, dianggap pihak berwenang Israel melanggar hak asasi manusia dan tidak menghormati Gereja Katolik.

Patriark Latin Pierbattista Pizzaballa mengatakan, bahwa insiden itu yang disiarkan ke seluruh dunia adalah penggunaan kekuatan yang tidak proporsional terhadap kerumunan, ribuan orang mengibarkan bendera Palestina yang berjalan dari rumah sakit ke gereja Katolik dekat kota Tua Yerusalem.

Baca Juga: Pesan Moral Atas Kematian Shireen Abu Aqleh Inspirasi Bagi Generasi Jurnalis Perempuan di Palestina

Serangan yang dilakukan polisi Israel menurutnya, merupakan pelanggaran berat terhadap norma dan peraturan internasional.

Termasuk dengan pelanggaran hak asasi manusia dalam kebebasan beragama, hal ini perlu diperhatikan juga oleh publik.

"Invasi polisi Israel dalam penggunaan kekuatan yang tidak proporsional, menyerang pelayat, memukul mereka dengan tongkat, menggunakan granat asap, menembakkan peluru karet, menakut-nakuti pasien rumah sakit adalah pelanggaran berat terhadap norma dan peraturan internasional," kata Pizzaballa pada Senin 16 Mei 2022.

Rumah Sakit St Joseph juga merilis rekaman kamera keamanan yang menunjukkan polisi Israel menyerbu gedung tempay tubuh Shireen Abu Akleh terbaring, dan setidaknya 13 orang terluka karena serangan itu.

Baca Juga: Penembakan Massal Terjadi di Buffalo New York Tewaskan 10 Orang Diduga Bermotivasi Rasial

Imran Khan, dari Al-Jazeera, mengatakan rumah sakit bersama dengan otoritas gereja akan mengambil tindakan hukum terhadap kelakuan Israel atas apa yang terjadi.

"Kemarahan disini tidak bisa dilihat," kata Khan.

Dia berbicara dari pintu masuk rumah sakit,"kami mendengar bahwa direktur jenderal rumah sakit mengatakan dalam 31 tahun ini dia belum pernah melihat yang seperti itu."

"Otoritas rumah sakit mengatakan sama sekali tidak ada alasan bagi Israel untuk masuk ke dalam," lanjutnya.

Dia juga menambahkan bahwa, kata kunci yang digunakan menggambarkan pasukan tersebut adalah penggunaan kekerasan yang memalukan, tidak hormat, dan tidak proporsional.

Baca Juga: Korea Utara Laporkan Lebih Banyak Kasus Kematian Akibat COVID-19 dan Akan Ambil Langkah Cepat Atasi Wabah

Serangan pada Jumat menarik kecaman di seluruh dunia dan menambah kemarahan terhadap pembunuhan Abu Akleh saat dia sedang meliput seperti biasa di Tepi Barat yang dia duduki.

Saksi mata, termasuk wartawan yang bersamanya, pejabat Palestina, dan Al-Jazeera mengatakan bahwa, dia dibunuh oleh tembakan pasukan Israel.

Setelah kegemparan internasional atas kekerasan pada saat prosesi pemakaman, polisi Israel meluncurkan penyelidikan atas perilaku petugas yang menyerang pelayat.

Hal itu menyebabkan pengusung jenazah hampir menjatuhkan peti matinya, dilansir Kabar Besuki dari Al-Jazeera.

Baca Juga: Presiden Jokowi Serukan Penghentian Perang Antara Rusia dan Ukraina, Dampak yang Sangat Bahaya di ASEAN

Tetapi, saudara laki-laki Abu Akleh, Anton mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa, tidak ada harapan untuk menunggu penyelidikan independen.

"Polisi Israel awalnya mengatakan bahwa, mereka bertindak atas instruksi keluarga, sesuatu yang Tony/Anton katakan tidak pernah terjadi," kata Khan.

"Narasi polisi Israel benar-benar terkoyak."

israel menyerukan akan melakukan penyelidikan bersama Palestina, dengan mengatakan peluru itu harus dianalisis para ahli balistik untuk mencapai kesimpulan tegas.

Baca Juga: Polisi Israel Serang Para Pengusung dan Pelayat Jurnalis Palestina Shireen Abu Akleh

Tetapi para pejabat Palestina menolak, dengan mengatakan bahwa, mereka tidak mempercayai Palestina.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan Israel memiliki catatan buruk dalam menyelidiki pelanggaran yang dilakukan pasukan keamanannya.

"Kami juga menolak melakukan penyelidikan internasional, karena kami mempercayai kemampuan kami sebagai lembaga keamanan," kata Perdana Menteri Mohammed Shtayyeh.

"Kami tidak akan menyerahkan bukti apapun kepada siapapun karena kami tahu bahwa orang-orang ini dapat memalsukan fakta," lanjutnya.

Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Kutuk Pembunuhan Jurnalis Palestina AL-Jazeera: Kejahatan Perang

Beberapa kelompok penelitian dan badan hak asasi manusia telah meluncurkan penyelidikan sendiri.

"Berdasarkan apa yang kami tinjau, tentara Israel berada di posisi terdekat dan memiliki garis paling jelas ke Abu Akleh," kata Giancarlo Fiorella, peneliti utama.

Fiorella mengakui bahwa, analisis tidak dapat 100 persen pasti tanpa bukti.

Namun dia mengatakan bahwa, munculnya bukti tambahan biasanya mendukung kesimpulan awal dan hampir tidak bisa di palsukan.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Al Jazeera


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x