Warga AS Lakukan Penghormatan Kepada Jurnalis Shireen Abu Akleh: Dia adalah Suara Kami

- 19 Mei 2022, 09:21 WIB
Warga AS nyalakan lilin untuk menghormati Abu Akleh
Warga AS nyalakan lilin untuk menghormati Abu Akleh /Instagram/@shireenabuakleh

KABAR BESUKI - Ratusan pendukung hak-hak Palestina dan pembela kebebasan pers berkumpul di Washington DC, AS untuk memberikan penghormatan dan menuntut keadan bagi Shireen Abu Akleh.

Para pembela AS menuntut hak-hak dan keadilan atas terbunuhnya saudara mereka Shireen Abu Akleh yang dibunuh oleh Israel di Tepi Barat.

Penyalaan Lilin, yang diadakan diluar National Press Club pada Selasa malam terjadi hampir seminggu setelah Abu Akleh ditembak mati saat bertugas.

Baca Juga: Israel Tangkap Pengusung Jenazah Peti Mati Shireen Abu Akleh Palestina: Tidak Berhubungan dengan Pemakaman

"Kami tumbuh besar dan menonton Shireen. Shireen adalah suara kami. Dan kami merasa suara itu terputus," Najat Ghanem, ibu dari dua anak mengatakan hal tersebut sambil menahan air mata.

Abu Akleh melaporkan dari wilayah Palestina selama beberapa dekade dan mencakup semua aspek kehidupan di bawah pendudukan Israel.

Salma Shanaa, seorang guru Palestina-AS yang tinggal di negara tetangga Virginia mengatakan, pembunuhan Abu Akleh pada 11 Mei saat dia mengenakan jaket anti peluru yang ditandai dengan jelas dengan kata PRESS adalah ketidakadilan yang hakiki.

Baca Juga: Kim Jong Un Kecam Terhadap ‘Ketidakmatangan’ Para Pejabat dalam Tanggapi Kasus COVID-19 di Korea Utara

"Dia telah berada di rumah kami selama 25 tahun," kata Shanaa.

"Saya merasa seperti kehilangan saudara perempuan. Kami semua merasakan sakitnya jauh di dalam hati kami. Shireen tidak lebih baik daripada martir yang mendahuluinya, tetapi Shireen adalah simbol," lanjutnya.

Saat mobil lewat dengan banyak orang menyembunyikan klakson sebagai dukungan, para tamu menyanyikan Mawtini (Tanah Airku), sebuah lagu yang dianggap oleh banyak orang Palestina sebagai lagu kebangsaan tidak resmi.

Lina Musmar, seorang apoteker yang mengenakan bendera Palestina mengatakan bahwa, Abu Akleh terbunuh saat mengatakan yang sebenarnya tentang ketidakadilan di Palestina.

Baca Juga: Petugas Medis Militer Korea Utara Genjot Distribusi Obat-obatan untuk Perangi COVID-19 Saat Wabah Berkembang

"Sangat sulit untuk percaya dia dibunuh seperti itu dan cara mereka memperlakukan peti matinya di pemakamannya," kata Musmar.

Polisi Israel pada 13 Mei menyerang prosesi pemakaman Abu Akleh dan memukuli pengusung peti mati yang membawa peti matinya dengan tongkat dalam adegan yang memicu kemarahan seluruh dunia.

"Semuanya hanya memilukan," tambah Musmar.

"Dan fakta bahwa dia adalah warga negara AS dan AS bahkan tidak melakukan penyelidikan, sungguh diluar dugaan," lanjutnya.

Pemerintahan Presiden Joe Biden mengutuk pembunuhan itu dan menyerukan penyelidikan tetapi mengatakan, akan mempercayai Israel untuk melakukan penyelidikan, dilansir Kabar Besuki dari Al-Jazeera.

Baca Juga: Pesan Moral Atas Kematian Shireen Abu Aqleh Inspirasi Bagi Generasi Jurnalis Perempuan di Palestina

Juru bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price, mengatakan Israel memiliki sarana dan kemampuan untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan komprehensif.

Beberapa peserta mempertanyakan logika Washington yang mengizinkan Israel yang militernya adalah tersangka utama pembunuhan itu untuk menyelidiki sendiri.

"Ketika saya menjadi warga negara AS, selama upacara naturalisasi, kami berjanji setia kepada Amerika Serikat," kata Musmar.

"Hari ini saya mempertanyakan kesetiaan Amerika Serikat kepada wargannya, mengingat Shireen Abu Akleh adalah warga negara AS dan dia dibunuh, dan semua yang mereka lakukan dikutuk, ini benar-benar menyedihkan," lanjutnya.

Baca Juga: Penembakan Massal Terjadi di Buffalo New York Tewaskan 10 Orang Diduga Bermotivasi Rasial

Israel menerima $3,8 miliar bantuan militer AS setiap tahun, dan tahun ini Washington menambahkan $1 miliar lagi dalam bantuan untuk konflik Gaza Mei 2021.

Human Rights Watch, Amnesty International dan Israel B'Tselem di antara kelompok-kelompok hak asasi lainnya menuduh Israel melakukan apartheid terhadap Palestina.

Hal itu dibantah oleh pemerintah Israel dan AS.

Dalam sebuah wawancara Selasa, anggota Kongres Rashida Tlaib mengulangi seruannya untuk penyelidikan independen atas pembunuhan Abu Akleh.

Baca Juga: Korea Utara Laporkan Lebih Banyak Kasus Kematian Akibat COVID-19 dan Akan Ambil Langkah Cepat Atasi Wabah

"Pembunuhan dan penargetan Shireen Abu Akleh dan apa yang terjadi padanya adalah kejahatan perang," kata Tlaib.

"Dia meminta orang-orang yang benar-benar melakukan kejahatan untuk menyelidiki diri mereka sendiri adalah sangat salah," lanjutnya.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Al Jazeera


Tags

Terkait

Terkini

x