Doa Agar Dijauhkan dari Maksiat Lengkap dengan Arab, Latin dan Terjemahannya

- 2 Februari 2021, 14:01 WIB
Ilustrasi Maksiat
Ilustrasi Maksiat /Pixabay/.*/Pixabay

KABAR BESUKI – Maksiat adalah perbuatan manusia yang dilarang oleh Allah SWT. Apalagi sebagai seorang muslim, kita wajib menghindari maksiat sejauh mungkin.

Melakukan maksiat akan berakibat mendapatkan dosa kecil maupun besar. Oleh karena itu, sebaiknya seorang muslim harus tahu terlebih dahulu perbuatan-perbuatan yang mengandung maksiat.

Selain itu, seorang muslim juga dianjurkan untuk membaca doa dengan memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari perbuatan maksiat.

Berikut bacaan doa memohon dijauhkan dari perbuatan maksiat beserta latin dan terjemahannya seperti dikutip dari laman Islam NU:

Baca Juga: RATING REPORT 1 Februari 2021: Ikatan Cinta dan Indonesian Idol Buat RCTI Makin Kuasai Prime Time


اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكَ التَوْبَةَ وَدَوَامَهَا وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ المَعْصِيَةِ وَأَسْبَابِهَا وَذَكِّرْنَا بِالخَوْفِ مِنْكَ قَبْلَ هُجُومِ خَطَرَاتِهَا، وَاحْمِلْهُ عَلَى النَّجَاةِ مِنْهَا وَمِنْ التَّفَكُّرِ فِي طَرَائِقِهَا وَامْحُ مِنْ قُلُوبِنَا حَلَاوَةَ مَا اجْتَبَيْنَاهُ مِنْهَا، وَاسْتَبْدِلْهَا بِالكَرَاهَةِ لَهَا وَالطَّمَعِ لِمَا هُوَ بِضِدِّهَا

Allāhumma innā nas’alukat taubata wa dawāmahā, wa na‘ūdzu bika minal ma‘shiyati wa asbābihā, wa dzakkirnā bil khaufi mina qabla hujūmi khatharātihā, wahmilhu alān najāti minhā wa minat tafakkuri fī tharā’iqihā, wamhu min qulūinā halāwata majtabaināhu minhā, wastabdilhā bil karāhati lahā wat thama‘I li mā huwa bi dhiddihā.

Baca Juga: Tes Deteksi COVID Lebih Mudah, Hanya dalam Waktu 15 Menit Bisa Dilakukan di Rumah

Artinya, “Ya Allah, kepada-Mu kami meminta pertobatan dan kelanggengannya. Kepada-Mu, kami berlindung dari maksiat dan sebab-sebabnya. Ingatkan kami agar takut kepada-Mu sebelum datang bahaya maksiat. Bawakan ketakutan itu untuk menyelamatkan kami dari maksiat dan dari pikiran di jalanan maksiat. Hapuskan kelezatan maksiat yang kami pilih dari hati kami. Gantikan kenikmatan itu dengan rasa tidak suka dan keinginan terhadap lawanan maksiat,” (Lihat Perukunan Melayu, ikhtisar dari karya Syekh M Arsyad Banjar, [Jakarta, Al-Aidarus: tanpa tahun], halaman 100).***

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: islam.nu.or.id


Tags

Terkini

x