Network
KABAR BESUKI - Penceramah Ustadz Oemar Mita menyebut dengan tegas bahwa hadirnya pahlawan Islam lahir dari pernikahan dan keluarga yang berkualitas.
Ustadz Oemar Mita menjelaskan pentingnya pernikahan sebagaimana diperintahkan Allah SWT kepada setiap hamba-Nya.
Ustadz Oemar Mita menilai, Islam memandang pernikahan sebagai mesin produksi yang akan mencetak generasi berkualitas bahkan pahlawan Islam dalam kehidupan bermasyarakat.
"Kenapa Allah menyuruh kita untuk menikah? Sesungguhnya ketika laki-laki dan perempuan bertemu, prosedurnya benar, pernikahan dua anak manusia itu ibarat mesin produksi yang akan mencetak orang-orang berkualitas dalam kehidupan itu setelah mendapatkan keluarga dari pasangan yang shalih dan shalihah," kata Ustadz Oemar Mita sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Oemar Mita Syameela dalam video yang diunggah pada 4 Agustus 2021 lalu.
Ustadz Oemar Mita juga menegaskan bahwa pernikahan dalam pandangan Islam tak semata-mata merupakan urusan biologis atau kesenangan antara laki-laki dan perempuan dalam menjalin hubungan asmara.
Pria kelahiran Kudus, 14 Mei 1979 itu juga mengungkapkan bahwa pernikahan bukan semata-mata pembuktian legalitas bahwa sepasang kekasih dapat berbuat apapun kapanpun dan dimanapun.
"Pernikahan itu bukan sekedar urusan biologis, bukan urusan kita mendapat surat nikah lalu kita bisa bermalam di mana saja dengan orang yang kita sayangi dan kita cintai," ujarnya.
Ustadz Oemar Mita juga mengingatkan pentingnya menjaga protokol interaksi antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram sebelum resmi melangsungkan pernikahan.
Menurutnya, protokol interaksi sebelum pernikahan yang terus dijaga dapat menciptakan lahirnya pahlawan Islam dari teras-teras keluarga.
"Ketika semua protokol sebelum pernikahan sampai mereka melangsungkan pernikahan, yang kita dapatkan bukan hanya tercovernya urusan biologis manusia, tetapi sesungguhnya pahlawan Islam itu lahir dari teras-teras keluarga," katanya.
Selain itu, Ustadz Oemar Mita juga menjelaskan makna dari surat Al-Furqan ayat 74 yang berisi doa agar diberikan pasangan maupun anak yang memiliki sifat qurrota a'yun dengan tujuan terciptanya pemimpin bagi orang yang bertakwa.
"Kenapa ada permintaan untuk mendapat pasangan qurrota a'yun? Lalu ada permohonan waj'alna lil muttaqina imama? Simpel dan sederhana, karena kita tidak akan pernah mampu menjadi imam bagi orang yang bertakwa, sampai kita mendapatkan pasangan dan anak-anak yang qurrota a'yun," ujar dia.
Baca Juga: Ustadz Khalid Basalamah: Berdoa di 3 Waktu ini Pada Bulan Ramadhan Pasti Mustajab
Atas dasar tersebut, Ustadz Oemar Mita mengingatkan bahwa tidak akan lahir seorang imam bagi orang yang bertakwa jika sifat qurrota a'yun tidak dimiliki oleh sebuah keluarga.
"Makanya kalau kita melihat dan bercermin, jangan pernah kita membayangkan diri kita atau anak-anak kita akan menjadi imam bagi orang yang bertakwa kalau keluarga kita tidak memiliki sifat qurrota a'yun," ucapnya.
Dia menggambarkan, banyak anak di dunia yang mengalami berbagai problem hidup akibat perceraian orang tuanya.
Meski demikian, dia juga berharap agar Allah SWT tetap memberikan rahmat dan kasih sayang kepada setiap anak korban perceraian orang tuanya di dunia.
"Berapa banyak keluarga divorce (cerai) itu akhirnya mendapatkan anak yang mendapat banyak problem dalam hidup mereka? Semoga Allah merahmati anak-anak yang menjadi korban perceraian," tuturnya.***
