Linda Wahyudi Ungkap Tantangan Saat Membangun Divisi Olahraga RCTI pada Masa Lalu

21 Agustus 2021, 19:33 WIB
Linda Wahyudi Ungkap Tantangan Saat Membangun Divisi Olahraga RCTI pada Masa Lalu /Ary Sudarsono/Tangkap Layar YouTube.com/Podcast V's Boxing Indonesia

KABAR BESUKI - Praktisi media Linda Wahyudi ungkap tantangan saat membangun divisi olahraga RCTI pada masa lalu, tepatnya di era 1990-an hingga 2001.

Ketika RCTI masih menjadi stasiun TV free to air pendatang baru pada era 1990-an, Linda Wahyudi mengungkapkan pengalamannya dalam membangun divisi olahraga di stasiun TV yang kini telah berusia 32 tahun itu.

Saat itu, Linda Wahyudi mencoba menangkap apa yang diminati pembaca Tabloid BOLA yang merupakan media tempatnya bekerja sebagai jurnalis sebelum bergabung dengan RCTI pada tahun 1991 silam, dan menerjemahkannya dalam bentuk perencanaan akuisisi program olahraga untuk ditayangkan oleh RCTI pada saat itu.

"Karena (RCTI) TV baru (pada era 1990-an) dan benar-benar Indonesia melihat banget, saya ingetin pengalaman di BOLA 'Apa sih yang selalu pengen dilihat ama orang, pengen dibaca oleh pemirsa', itu yang saya beli semuanya. Jadi saya juga ada di acquisition," kata Linda Wahyudi sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Podcast V's Boxing Indonesia dalam sebuah video yang diunggah pada 12 September 2020 lalu.

Baca Juga: RCTI Tetap Tayangkan Kompetisi Serie A Musim 2021-2022, Tio Nugroho: Here We Go

Saat masih bekerja di RCTI hingga 2001 sebagai Head of RCTI Sports, Linda Wahyudi mengakui bahwa tantangan utama untuk menghadirkan tayangan olahraga di RCTI adalah pertaruhan memperebutkan kepemirsaan yang diukur dengan rating dan share melawan stasiun TV kompetitor.

Ketika itu, pemirsa olahraga masih terlalu didominasi oleh penonton pria dengan rentang usia 5-45 tahun, sedangkan penonton wanita untuk tayangan tersebut masih tergolong langka.

"Ketika kita menayangkan olahraga, itu kan segmented, bener gak? Dulu kalo olahraga lima tahun ke atas sampai 45 tahun male. Dia mana ada yang dulu cewek? Kita selalu amati loh, nggak kayak sekarang," ujarnya.

Akan tetapi, perjuangan Linda Wahyudi ketika itu tergolong berhasil setelah dirinya membuktikannya dengan capaian rating dan share yang memuaskan untuk sejumlah tayangan olahraga tertentu.

"Itu yang kita buktikan dengan semuanya yang kita berjuang rating. Kita berantemnya ama siapa? Programming. Dia pasti akan mengutamakan rating, karena rating itulah yang akan menjadi tolok ukur untuk si sponsor membeli," katanya.

Baca Juga: beIN Sports Indonesia Tetap Tayangkan Serie A Musim 2021-2022, Bagaimana dengan RCTI?

Sejak dulu hingga kini, sinetron selalu menjadi primadona utama pemirsa TV di Indonesia. Bahkan, sinetron di era 1990-an hingga awal 2000-an selalu memperoleh rating dua digit.

Berbeda dengan tayangan olahraga yang memiliki segmen penonton berbeda, sehingga tayangan olahraga seringkali kalah dengan sinetron secara performa.

"Jadi sinetron itu (pada masa lalu) pasti selalu (memperoleh rating) dua digit, kita mana bisa lawan? Olahraga itu selalu yang terbaik itu pasti ada di prime time, sementara prime time itu miliknya sinetron," ujar dia.

Meski demikian, perolehan rating yang kecil tak akan terlalu banyak berarti jika share yang diperoleh paling tinggi jika dibandingkan program yang ditayangkan stasiun TV kompetitor pada jam tayangnya.

"Kalau share-nya besar kita seneng. Rakyat Indonesia berapa kalau dihitung-hitung? Waktu ketika itu adalah 170 juta misalnya, kita udah bisa ngitung household-nya, TV nya yang menonton satu rumah bisa empat sampai lima orang, kita bisa lihat 'Oh ini share-nya lebih banyak loh'," ucapnya.

Baca Juga: MNCTV dan RCTI Plus Tayangkan Laga Persahabatan Fenerbache vs RANS Cilegon FC 24 Agustus 2021

Sebagai informasi, Linda Wahyudi menyampaikan bahwa Liga Italia merupakan program olahraga yang paling diminati oleh pemirsa RCTI pada era 1990-an, disusul final Thomas-Uber Cup (1996, 1998, dan 2000).

Dengan data tersebut, dia menyimpulkan bahwa sepak bola dan bulutangkis merupakan dua cabang olahraga yang paling ditunggu-tunggu oleh pemirsa TV di Indonesia.

"Rating yang paling gila sepanjang saya kita masih di sana (RCTI) itu tetep kayak Liga Italia besar, bola itu udah dua digit dulu. Kemudian apa? Thomas-Uber Cup (jika Indonesia masuk ke babak final)," tuturnya.***

 

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Podcast V's Boxing Indonesia

Tags

Terkini

Terpopuler