KABAR BESUKI – Greta Irene selaku kakaknya, merasakan sesuatu hal saat dirinya melarung abu kremasi mendiang Laura Anna di laut.
Prosesi melarung di laut sebagian abu kremasi Laura Anna dihadiri oleh keluarga dan sahabat terdekatnya.
Kapal dari Dermaga 15, Ancol, utara Jakarta, menuju ke tengah laut untuk menyelesaikan prosesi pelarungan abu kremasi mendiang Laura Anna.
Setelah proses pelarungan abu kremasi selesai, pihak keluarga mengeluarkan pernyataan kepada tim media.
Baca Juga: Oki Setiana Dewi Pengen Umroh Bareng Keluarga Besar, Singgung Kesehatan Ria Ricis dan Teuku Ryan
Abu kremasi mendiang Laura Anna yang dilarung ke laut merupakan hasil kremasi berupa campuran peti mati, pakaian, kulit dan daging Laura.
Sementara itu, abu jenazah mendiang Laura Anna masih dibawa pulang oleh pihak keluarga sesuai rencana.
Kakak mendiang Laura Anna, Greta Irene memberikan penjelasan terkait proses pelarungan sebagian abu kremasi Laura Anna di Laut Ancol hari ini.
Greta Irene tak kuasa menahan air mata yang masih terasa berat saat melepaskan Edelenyi Laura Anna itu.
Meski sempat tertawa, air mata Greta Irene tidak bisa berhenti karena masih sulit melepaskan adiknya.
Prosesi berakhir dengan Papa Gabor dan istrinya melarung semua abu kremasi mendiang Laura Anna.
“Pertama kita ketawa-ketawa, cerita-cerita tentang Laura dulu gimana. Aku sih yang nangis pas dari awal memang aku masih (merasa) berat gak kuat tapi aku kuat-kuatin terus akhirnya kita semua berdoa bareng, semuanya satu-satu taburin abunya Laura dan bunganya juga,” tutur Greta Irene.
Greta Irene menjelaskan alasan keluarga memilih Ancol sebagai tempat untuk melarung abu kremasi mendiang adiknya.
“Dia juga sering main ke sini jadi sekalian aj, emang sudah tempatnya dia. Dulu pas masih sehat dia bilang mau jalan-jalan ke pantai, kita kecil sering banget ke pantai memang,” kata Greta Irene.
Greta Irene mengatakan, mendiang Laura Anna sangat menyukai pantai.***