Sisi baik dan Buruk dalam Dunia Metaverse, Berikut Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Bisnis Di Masa Depan

3 April 2022, 15:14 WIB
Sisi baik dan buruk metaverse dalam dunia bisnis/ /360creator/pixabay.com/

KABAR BESUKI – Seperti yang dilansir Kabar Besuki dari YouTube Dr. Indrawan Nugroho Metaverse merupakan jaringan luas dari dunia virtual tiga dimensi yang bekerja secara realtime dan persisten.

Metaverse juga mendukung kesinambungan identitas, objek, sejarah, pembayaran, dan hak yang mana dunia itu dialami secara serempak oleh jumlah pengguna yang tidak terbatas.

Sedangkan menurut Facebook, metaverse merupakan seperangkat ruang virtual yang dapat diciptakan dan dijelajahi dengan orang lain yang tidak berada di ruang fisik yang sama seperti kita.

Baca Juga: Cara Kembalikan Reels Agar Muncul di Feed Instagram, Gampang Banget!

“Metaverse seperti game roblox di mana kita bisa memainkan sebuah avatar yang kita ciptakan untuk hidup dan berinteraksi dengan avatar lain dalam sebuah dunia virtual,” terangnya seperti yang dikutip Kabar Besuki dari YouTube Dr. Indrawn Nugroho.

Dia menjelaskan perbedaan metaverse dengan roblox adalah metaverse dimainkan dengan menggunakan perangkat VR sehingga pengguna benar-benar dapat merasakan ada di dalam dunia virtual tersebut.

Perbedaan lainnya adalah jika tampilan dan desain dunia roblox sangat sederhana, metaverse akan menghadirkan dunia tiga dimensi yang menyerupai dunia sebenarnya bahkan bisa lebih baik lagi.

Baca Juga: Pembangunan Berbasis Komputasi Jadi Urgensi, Widi Prasetyo: Negara Maju Sudah Melakukan Hal Tersebut

Di metaverse kita bisa membeli tanah, rumah, baju, mobil, atau karya seni digital dan mendapatkan sertifikat kepemilikian yang sah atas aset digital tersebut.

Lalu mengapa Facebook sangat bernafsu membangun metaverse?

Selain metaverse merupakan gagasan yang keren, alasan lainnya adalah metaverse bisa menjadi lahan baru yang tidak terbatas untuk menghasilkan uang sebanyak-banyaknya.

Metaverse adalah dunia tanpa batas, dalam sisi ekonomi hal tersebut dapat membuat kekayaan pun menjadi tidak terbatas.

Dalam metaverse kita bisa memberli atau menyewa tanah, dapat membangun apapun di atasnya dan mendapatkan uang dari situ.

Baca Juga: SCTV, Indosiar, dan O Channel Dikabarkan Akan Jadi Saluran Berbayar via Parabola, Benarkah?

Sebagai contoh kita bisa membangun museum virtual dan menarik uang dari setiap pengunjung yang datang ke museum virtual yang kita bangun.

Teknologi NFT yang dilekatkan pada setiap aset digital di metaverse memastikan bahwa aset tersebut unik milik kita dan memiliki nilai serta dapat diperjual belikan.

Orang-orang yang akan meraup keuntungan di metaverse adalah para tuan tanah dan pengusaha yang masuk paling awal.

Menurut Dr. Indrawan jika metaverse sudah semakin mature dan pemain-pemain baru sudah banyak yang memenuhi kota maka ketimpangan ekonomi akan terjadi.

Karena ratusan ribu orang akan membuka bisnis di metaverse dan para tuan tanah akan menetapkan harga sewa lapak yang bisa jadi tidak masuk akal.

Baca Juga: 3 Kendala yang Sering Terjadi pada Siaran TV Digital Terestrial, Apa Saja? Simak Selengkapnya

Dia juga menambahkan bahwa jutaan pencari kerja juga akan berharap bisa bekerja untuk perusahan-perusahaan di dalam metaverse tersebut sementara lowongan kerja terbatas.

Demand jauh melampaui supply sehingga para pencari kerja terpaksa menerima tawaran dengan gaji yang rendah. Para partner juga harus ikhlas menerima bagi hasil yang tidak seberapa.

Sehingga yang kaya akan semakin kaya. Pihak yang paling diuntungkan adalah orang yang membangun dunia metaverse tersebut.

Menurut Dr. Indrawan, Facebook dan perusahaan-perusahaan lainnya yang membangun dunia tersebut merupakan mesin kapitalisme, yang bertujuan untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya untuk para pemegang saham.

Sehingga aturan main akan selalu berpihak kepada tuan tanah bukan pada warga.

Bagi sebagian orang metaverse adalah dunia yang memungkinkan setiap orang dapat bertindak dan melakukan aktivitas ekonomi tanpa adanya intervensi dan manipulasi dari pemerintah.

Baca Juga: Kronologi Pengacakan Siaran MotoGP di Trans7 Sejak Akhir Juni 2021 Hingga Kini, Simak Selengkapnya

Mereka melihat metaverse yang kemungkinan besar akan berjalan di atas teknologi blockchain dan mata uang crypto akan bisa menghadirkan pasar bebas yang sebenar-benarnya.

Semua kembali pada mekanisme pasar yang murni. Hal itu mereka yakini bisa akan memberikan keadilan yang sejati untuk semua pelaku ekonomi.

Dr. Indrawan juga mengutip pernyataan David Cameron seorang mantan Perdana Menteri Inggris yang mengatakan bahwa pasar terbuka dan perusahaan bebas adalah kekuatan terbaik yang dapat dibayangkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan manusia.

David Cameron juga menyatakan bahwa mereka adalah mesin kemajuan, menghasilkan usaha dan inovasi yang mengangkat orang keluar dari kemiskinan dan memberi orang kesempatan. Ketika bekerja dengan baik, pasar terbuka dan perusahaan bebas dapat mempromosikan moralitas.

Baca Juga: Siaran MotoGP Mandalika 2022 di Trans7 via DVB-T2 di Sejumlah Daerah Ikut Diacak? Ini Penyebab Sebenarnya

Dalam perspektif libertarian metaverse akan mendorong perdagangan bebas di mana persaingan yang adil akan tercipta, semua orang diperlakukan sama dan hanya produk yang berkualitas tinggi yang akan menang.

Siapapun termasuk perusahan-perusahaan kecil bisa menjadi tuan tanah dalam dunia metaverse jika mereka bisa masuk lebih awal dan memposisikan diri mereka dengan baik.

Dr. Indrawan mengungkapkan bahwa metaverse perlu waktu yang tidak sebentar untuk membuat hal tersebut menjadi kenyataan, namun tidak sedikit perusahaan yang sudah mencuri start untuk masuk ke dunia baru tersebut.

Salah satunya adalah Wir Group, perusahaan asli Indonesia yang dipimpin oleh Michael Budi. Saat ini Wir Group bekerja sama dengan perusahaan asal Singapura bernama My Republic untuk menciptakan berbagai ruang virtual mulai dari pasar hingga museum.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Sempat Alami Gangguan, Siaran SPOTV Kembali Dapat Ditonton via TV Berbayar di Indonesia

Melihat ekosistem dunia digital, Dr.Indrawan berpendapat bahwa metaverse akan datang lebih cepat dari yang kita duga.

Dr. Indrawan juga menyayangkan perrusahaan-perusahaan yang masih hidup di masa lalu ketika banyak perusahaan yang sudah bergerak menuju masa depan. Perusahaan-perusahaan tersebut masih memikirkan bagaimana cara memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk mereka.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Youtube Dr. Indrawan Nugroho

Tags

Terkini

Terpopuler