Sutanto Hartono Sebut Industri TV Masih Jadi Sarana Paling Efektif untuk Beriklan di Indonesia, Ini Sebabnya

- 28 Oktober 2022, 11:01 WIB
Sutanto Hartono Sebut Industri TV Masih Jadi Sarana Paling Efektif untuk Beriklan di Indonesia, Ini Sebabnya.
Sutanto Hartono Sebut Industri TV Masih Jadi Sarana Paling Efektif untuk Beriklan di Indonesia, Ini Sebabnya. /Ilustrasi/PIXABAY/afra32

KABAR BESUKI - Managing Director Emtek Sutanto Hartono menyebut industri TV masih menjadi sarana paling efektif untuk beriklan di Indonesia.

Sutanto Hartono menjelaskan banyak penyebab yang menjadi alasan bahwa industri TV dianggap sebagai sarana paling efektif untuk beriklan Indonesia di tengah merajalelanya penggunaan internet.

Sutanto Hartono bahkan menyebut bahwa pertumbuhan industri TV tetap stabil bahkan meningkat dalam beberapa tahun terakhir meski penggunaan internet tumbuh pesat dengan mengacu pada data Nielsen Media Research Indonesia.

"Kalau lihat data Nielsen, internet pasti naik. Tapi menariknya, lima tahun terakhir ini (hingga kuartal pertama 2021) konsumsi TV ini kok semakin relatif stabil, bukan turun seperti yang orang banyak prediksikan," kata Sutanto Hartono sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Helmy Yahya Bicara dalam video yang diunggah pada 8 Maret 2021 lalu.

Baca Juga: 5 Perubahan yang Akan Terjadi dalam Industri TV Setelah ASO pada 2 November 2022 Mendatang, Apa Saja?

Berdasarkan data Nielsen, penetrasi TV di Indonesia (dalam hal ini free to air) masih sangat mendominasi yakni di atas 90 persen.

Akan tetapi, Sutanto Hartono mengungkapkan bahwa saat ini pula pemirsa TV tidak sepenuhnya fokus dengan acara yang ditayangkan meski berada di depan layar TV dalam kondisi menyala.

Adanya alternatif hiburan dan informasi melalui internet memungkinkan siapapun untuk melakukan multitasking meski sedang berada di depan layar TV.

"Tetapi menurut hemat saya adalah, orang sekarang tidak lagi nonton TV lalu konsentrasi hanya TV saja. Mereka melakukan multitasking, TV-nya nyala lalu dia sibuk dengan handphone-nya," ujarnya.

Baca Juga: Sutanto Hartono Yakin Industri TV Tetap Tumbuh dan Tak Akan Mati di Tengah Disrupsi Digital, Begini Alasannya

Lebih lanjut, Sutanto Hartono juga menjelaskan beberapa kelemahan di balik teknologi internet dengan segala kecanggihannya.

Ayah dari penyanyi Christie Hartono ini mengungkapkan bahwa penggunaan internet di Indonesia masih terbilang mahal dalam dua aspek.

Pembangunan infrastruktur internet di 17.000 pulau yang terbentang di seluruh Indonesia membutuhkan biaya yang terbilang sangat mahal.

Selain itu, masyarakat diharuskan untuk membeli kuota dalam jumlah besar dengan harga yang tergolong mahal untuk menonton tayangan video streaming, bahkan masih harus membeli paket berlangganan secara terpisah jika ingin mengakses tayangan premium seperti Vidio Premier.

"Teknologi internet ini meskipun luar biasa bagus, tapi ada satu kelemahan yaitu masih mahal dalam dua hal. Satu, dalam membangun infrastruktur karena negara ini kepulauan 17.000. Kedua, video consumption itu bandwith-nya itu luar biasa," katanya.

Baca Juga: Sutanto Hartono Tegaskan Emtek Siap Migrasi ke TV Digital: Mereka Sudah Mempunyai Visi Itu Sejak Lama

Berbeda halnya dengan industri TV, Sutanto Hartono menyebut bahwa teknologi penyiaran konvensional sangat efektif untuk menjangkau seluruh Indonesia dengan hanya menyewa satu transponder di satelit.

Di sisi lain, masyarakat hanya perlu membeli perangkat parabola atau bahkan cukup menggunakan antena UHF (jika sudah terjangkau dengan jaringan terestrial) untuk dapat menikmati siaran TV free to air.

"Dibandingkan televisi atau broadcast, ini masih merupakan teknologi paling murah meriah. Kita cukup sewa satu transponder, seluruh Indonesia udah nerima karena masyarakat Indonesia sudah terbiasa beli box dengan parabola atau antena jika sudah ada terestrial," ujar dia.

Sutanto Hartono juga menambahkan, biaya yang diperlukan untuk menikmati siaran TV free to air hanya sebatas membeli pesawat TV beserta perangkat penerimanya ditambah membayar tarif listrik dari PLN.

"Cost mereka apa? Cuma beli TV sama pasang listrik, that's it. Jadi menurut saya, ini juga masih cukup lama di mana broadcast technology masih merupakan metode delivery yang paling cost effective," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Helmy Yahya Bicara


Tags

Terkait

Terkini

x