Sejarah Karir Maradona, Tak Berharga Di Spanyol Hingga Jadi Dewa Di Napoli

- 26 November 2020, 02:45 WIB
Diego Maradona saat membawa Timnas Argentina meraih gelar Piala Dunia tahun 1986 di Meksiko.
Diego Maradona saat membawa Timnas Argentina meraih gelar Piala Dunia tahun 1986 di Meksiko. /Instagram/@bleachsport./

KABAR BESUKI - Diego Maradona pernah bermain di dua klub beda negara tersebut, tapi mendapatkan perlakuan berbeda. Di Camp Nou, dia dianggap biang kerusuhan. Sementara di San Paolo dipuja layaknya dewa.

Dikisahkan dalam film dokumenter bertajuk Diego Maradona karya Asif Kapadia, yang rilis pada 11 Juli 2019, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan Maradona selain sepakbola.

Dia merasa kurang dihargai di Barcelona. Sejak tiba dari Boca Juniors pada 1982, Maradona telah menjadi sasaran kekerasan oleh para pesepakbola Spanyol.

Baca Juga: Legenda Sepak Bola Diego Maradona Meninggal Dunia, Federasi Argentina Ucapkan Bela Sungkawa

Tentu saja, ada saat-saat Maradona tampil cemerlang, seperti pada El Clasico. Namun, pelanggaran brutal berulang-ulang telah membuat dirinya kehilangan sentuhan magis. Maradona mengalami patah pergelangan kaki akibat tekel brutal Andoni Goikoetxea ketika Barcelona melawan Athletic Bilbao pada 1983.

Akibatnya, dia menghabiskan tiga bulan di ruang perawatan. Setelah sembuh, Maradona kembali ke rutinitas sebagai pemain Barcelona.

Baca Juga: Film 'Wonder Women 1984' Akan Diputar di Layar Lebar Pada 25 Desember Sesuai Rencana

Meski terhalang cedera parah, dia tetap bisa menunjukkan performa yang cukup konsisten. Legenda Argentina tersebut mampu mencatatkan 58 penampilan dan mencetak 38 gol.

Namun, semua berubah pada final Copa del Rey 1983/1984 melawan Bilbao. Maradona menjadi penyebab terjadinya perkelahian massal di lapangan. Saat itu, dia kembali menjadi sasaran tekal Goikoetxea. Bedanya, kesabaran Maradona habis dan berubah menjadi kemarahan.

Halaman:

Editor: Surya Eka Aditama


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah