Ulama Multi Talenta, Ini Biografi KH Ahmad Abdul Hamid Kendal

- 30 Desember 2020, 20:27 WIB
Biografi KH. Ahmad Abdul Hamid Kendal
Biografi KH. Ahmad Abdul Hamid Kendal //Nu Online

KABAR BESUKI – KH. Ahmad Abdul Hamid adalah salah satu tokoh Nahdlatul Ulama yang berasal dari Kendal, Jawa Tengah.

Beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Kendal Kota dan Imam Masjid Besar Kendal.

KH. Ahmad Abdul Hamid lahir di Kota Kendal pada tahun 1915 dan wafat pada 14 Februari 1998 bertepatan dengan 16 Syawal 1418 Hijriyah.

Pada masanya, KH Ahmad mempunyai peran penting di lingkungan NU. Kiprah Kiai Hamid di lingkungan NU dimulai dari tingkat daerah sampai PBNU.

Baca Juga: Catat! 15 Peristiwa Dunia yang Terjadi Tanggal 31 Desember, No 10 Ada di Indonesia

Beberapa posisi penting di NU yang pernah didudukinya adalah adalah Rais Syuriyah PCNU Kendal, Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Rais Syuriyah PWNU Jawa, dan terakhir sebagai Mustasyar PBNU.

Kiai Ahmad adalah seorang ulama yang multitalenta. Beliau adalah penggemar olahraga sepakbola dan maraton.

Ketika masih menjadi santri di Pondok Kasingan Rembang yang diasuh oleh KH Kholil Harun, beliau membentuk sepak bola.

Jejak kehebatan olahraganya dalam sepak bola dibuktikan dengan mencetak gol pada pertandingan antara veteran versus tim pemda tahun 1979.

Maka tidak heran jika di usia 72 tahun, Pengasuh Ponpes al-Hidayah Kendal itu masih sanggup lari jauh dan membawa obor PON XI di Jawa Tengah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kamis, 31 Desember 2020: Gemini Tunjukkan Perasaan dan Cancer Ada Kesempatan

Adapaun reputasi keilmuan, beliau dikenal sebagai penulis dan penerjemah handal.

Ada banyak kitab yang telah ditulis oleh Kiai Ahmad. Baik dalam bahasa Indonesia, Jawa maupun Sunda.

Mayoritas tulisan beliau beraksara Arab Pegon. Hal ini membuktikan penguasaan beliau yang mendalam dalam berbagai cabang keilmuan. Berikut ini di antara karya Kiai Ahmad:

1. I’anatul Muhtaj fi Qisshati al-Isra’ wal Mi’raj

Kitab ini berbahasa Jawa dan beraksara Arab Pegon. Diterbitkan oleh Karya Thoha Putra, Semarang, kitab ini berisi ulasan peristiwa Isra’ dan Mi’raj berdasarkan sabda Rasulullah di berbagai kitab hadits.

2. Risalatun Nisa’/ Risalah al-Huquq al-Zaujain

Kitab ini berbahasa Jawa dan beraksara Arab Pegon. Diterbitkan oleh al-Munawwar Semarang, kitab ini berisi panduan berumah tangga dan tips menjadi keluarga sakinah.

Baca Juga: Inilah Hal yang Harus di Hindari saat Meletakkan HP, Salah Satunya bisa Menyebabkan Kanker

3. Tashilut Thariq

Kitab ini berbahasa Jawa dan beraksara Arab Pegon. Kitab ini ditulis pada saat Kiai Ahmad bermukim di Makkah selama empat tahun. Kitab yang mengulas panduan beribadah haji ini diberi kata pengantar oleh Syekh Yasin bin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Jalil al-Muqaddasi, dan Syekh Abdullah bin Uzair Ad-Dimaki.

4. Fasholatan Jawa

Kitab ini disebut-sebut sebagai kitab legendaris. Karena menurut Penerbit Karya Thoha Putra kitab ini telah terjual lebih dari 50 juta eksemplar sejak awal penerbitannya pada 1953. KH Raden Asnawi Kudus, yang juga memiliki karya Fasholatan, memberikan kata pengantar dalam buku ini dengan menggunakan syiir Jawa yang indah dan motivatif.

Baca Juga: Peringatan 11 Tahun Meninggalnya Gus Dur, Keluarga Gelar Haul Secara Daring

KH. Ahmad juga adalah sosok yang mempopulerkan kalimat wallahul muwafieq ilaa aqwamith tharieq dan billahit taufieq wal hidayah sebagai kalimat penutup di akhir pidato.
Kalimat ini selalu digunakan dalam setiap kegiatan formal maupun informal yang diadakan oleh warga NU.***



Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Terkini

x