Kebijaka tersebut membuat Lativi sempat menjadi stasiun televisi underdog yang patut diperhitungkan dalam peta persaingan sepanjang semester kedua tahun 2006, namun keberhasilan tersebut harus terhenti karena beredarnya isu kontroversial.
Program WWE di Lativi akhirnya terpaksa dihentikan setelah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat menjatuhkan sanksi seiring dengan jatuhnya korban dari kalangan anak-anak di beberapa wilayah Indonesia akibat menirukan adegan berbahaya dalam tayangan tersebut.
Rebranding Lativi Menjadi TV One
Ketika VIVA Group mengambil alih kepemilikan saham Lativi, pemilik baru tetap mempertahankan Otis bahkan menaikkan jabatannya sebagai Direktur Programming pada tahun 2007.
Setahun kemudian, Otis ikut ambil bagian dalam proses rebranding Lativi menjadi TV One yang proses peluncurannya dilaksanakan tepat 14 Februari 2008 silam.
Dengan mengusung konsep news, sports, dan selected entertainment, TV One sukses menjelma menjadi televisi berita nomor satu untuk platform free to air terestrial dengan konsep penyajian yang lebih atraktif.
Bahkan TV One pernah menayangkan sejumlah kompetisi sepak bola top Eropa pada beberapa tahun awal mengudara seperti Liga Inggris, Liga Belanda, hingga Liga Spanyol.
Tidak ketinggalan pula program dari cabang olahraga lainnya seperti Proliga (hingga tahun 2015), Live World Boxing (masih tayang hingga kini), hingga Piala Dunia 2014 (bersama ANTV) turut menghiasi layar kaca stasiun televisi dengan tagline “Memang Beda” itu.