Profil Rachmawati Soekarnoputri Anak dari Mantan Presiden Indonesia Pertama Meninggal Akibat Covid-19

- 3 Juli 2021, 17:22 WIB
Rachmawati Soekarnoputri Anak dari Mantan Presiden Indonesia Pertama Meninggal Akibat Covid-19
Rachmawati Soekarnoputri Anak dari Mantan Presiden Indonesia Pertama Meninggal Akibat Covid-19 /instagram.com/@gerindra

KABAR BESUKI - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Rachmawati Soekarnoputri meninggal dunia pada Sabtu, 3 Juli 2021, sekitar pukul 06.15 WIB di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad ketika dihubungi membenarkan kabar soal putri Proklamator RI Bung Karno itu meninggal dunia.
 
"Bu Soekarnoputri Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra telah berpulang pagi tadi pada pukul lebih kurang 6.15 WIB di RSPAD Gatot Subroto Jakarta," kata dia, seperti dilansir Kabar Besuki dari YouTube Miftah's TV.
 
Dasco mengatakan keluarga besar Partai Gerindra merasa sangat kehilangan yang mendalam atas berpulangnya Rachmawati Soekarnoputri.
 
Rachmawati Soekarnoputri positif virus Corona (Covid-19) dan sempat menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto.
 
Rachmawati bernama lengkap Diah Pramana Rachmawati Soekarno, Rachmawati adalah putri Proklamator Sukarno yang menikah dengan Fatmawati. 
 
Rachmawati lahir di Jakarta pada 27 September 1950 dan meninggal dunia pada usianya yang ke-70.
Rachhmawati menikah dengan Martomo Pariatman dan kemudian bercerai lalu menikah lagi dengan Dicky Suprapto. Namun, ia kembali berpisah dan yang terakhir ia menikah dengan Benny Sumarno. 
 
Rachmawati Soekarnoputri memiliki tiga orang anak; Hendra Rahtomo, M. Marhaendra Putra, dan M. Mahardika Putra.
 
Ketika Fatmawati meninggalkan Istana sebagai protes atas pernikahan Presiden Sukarno dengan Hartini, Rachmawati masih berusia 3 tahun pada 1953.
 
Sejak itu Rachmawati lebih dekat dengan ayahnya. Dia diasuh oleh ibu angkatnya, Ibu Hadi, wanita asal Solo, Jawa Tengah.
 
Di SD, kemudian SMP, Diah belajar menari Jawa, Sunda, dan Sumatera. Olahraganya yakni, renang, dan bulu tangkis. Semula ia bercita-cita ingin menjadi dokter, tetapi ia lulus dari SMA jurusan sosial dan akhirnya ia kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1969.
 
Diah kini aktif di banyak kegiatan. Ibu tiga anak ini sering menulis bahkan juga mengurusi organisasi Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM), Yayasan Bung Karno, dan Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), serta pendiri Universitas Bung Karno (UBK) pada tahun 1981.
 
Yayasan Pendidikan Soekarno dan Universitas Bung Karno (UBK), didirikan Rachmawati Soekarno Putri bersama sejumlah tokoh nasionalis di era kepemimpinan Soeharto, di antaranya Yano Bolang (Alm), Simon Tiranda (Alm) dan Bagin (Alm), meski menghadapi berbagai tekanan berat. 
 
Tujuan didirikannya instansi pendidikan itu untuk mengimplementasikan ajaran-ajaran Bung Karno yang masih sangat relevan dengan kondisi saat ini. Antara lain Trisakti Bung Karno yaitu, berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan.
 
Kiprah politik Rachmawati Soekarnoputri mulai nampak pada pertengahan tahun 2001 ketika ia mendeklarasikan Forum Nasional di mana dia mulai mengecam para elit politik yang menurutnya berada di menara gading. Saat Forum Nasional melahirkan Partai Persatuan Bangsa Indonesia, Rachmawati dijadikan Calon Presiden oleh partai tersebut walaupun ia bukan termasuk pendiri partai.
 
Satu tahun setelah peristiwa itu barulah Rachmawati mendirikan Partai Pelopor yang mengandalkan konstituennya dari kalangan urban muda marhaenis. 
 
Partai yang bersemangat marhaenis ini menjajikan tidak akan berkompromi terhadap para pelanggar HAM, menolak dwifungsi TNI/Polri dan menolak ketergantungan ekonomi pada lembaga dana internasional. 
 
Selain itu kiprahnya di kancah politik, dia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dan Ketua Umum Partai Pelopor.
 
Pasca runtuhnya rezim Soeharto, 1998, ia lebih mendirikan partai sendiri ketimbang bergabung dengan kakaknya Megawati yang berjuang di PDI Perjuangan. Rachmawati mendirikan Partai Pelopor sekaligus sebagai ketua umumnya. Bahkan dia sering berseberangan dengan kakaknya Megawati.

Setelah partainya tidak lolos pemilu sejak pemilu bergulir tahun 1999, Rachmawati terus bergerilya non-parlemen. Pada tahun 2013,  ia bergabung dengan Partai Nasdem dan menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan. 
 
Namun, ia dipecat oleh Partai Nasdem sebagai akibat kritik pedasnya terhadap Jokowi.

Setelah ia tidak lagi di Partai Nasdem, ia masuk Partai Gerindra. Pada bulan April tahun 2015, Diah Pramana Rachmawati Soekarnoputri dilantik sebagai Waketum Bidang Ideologi Partai Gerindra oleh Prabowo Subianto. 
 
Bergabung dengan Gerindra lagi-lagi mempertegas perbedaannya dengan kakaknya yang berada di PDI Perjuangan.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Youtube Miftah TV


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x