Profil Buya Syafii Maarif, Intelektual Muslim yang Aktif Menyuarakan Isu Kemanusiaan dan Toleransi Beragama

- 27 Mei 2022, 19:56 WIB
Profil Buya Syafii seorang cendekiawan Islam yang menjunjung tinggi keberagaman agama/
Profil Buya Syafii seorang cendekiawan Islam yang menjunjung tinggi keberagaman agama/ /tangkap layar maarifinstitute.org/

Buya Syafii kemudian belajar sejarah di Northern Illinois University (1973) dan memperoleh gelar M.A. dalam ilmu sejarah pada Ohio University, Athens, Amerika Serikat (1980). Meraih gelar Ph.D. dalam bidang pemikiran Islam University of Chicago, Chicago, Amerika Serikat (1983), dengan disertasi berjudul “Islam as the Basis of State: A Study of the Islamic Political Ideas as Reflected in the Constituent Assembly Debates in Indonesia”.

Baca Juga: Profil Fahmi Idris Mantan Menteri Ketenagakerjaan dan Perindustrian yang Telah Meninggal Dunia Akibat Kanker

Buya Syafii juga pernah menjadi dosen FPIPS IKIP, IAIN Sunan Kalijaga dan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Penasihat PP Muhammadiyah, Guru Besar Emeritus Universitas Negeri Yogyakarta, dan Pendiri Maarif Institute.

Buya Syafii adalah seorang cendekiawan muslim  yang menjunjung tinggi keberagaman dan toleransi beragama. Ia sangat menghargai dan menghormati perbedaan-perbedaan tersebut, baik dari aspek keagamaan, suku, ras, budaya, sosial, dan sebagainya.

Buya Syafii dikenal dengan gagasan Humanisme Islamnya. Humanisme Buya Syafii memandang bahwa perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia bukanlah untuk ditakuti yang akan melahirkan perpecahan diantara sesama, melainkan menjadi sebuah kekayaan yang mendinamiskan pemahaman visi dan pemahaman manusia tentang realitas.

Baca Juga: Ngaku Dilamar Banyak Pria Beristri untuk Jadi Istri Kedua, Desy Ratnasari: Saya Pengen yang Pertama

Buya Syafii dulu sempat mendukung berdirinya negara Islam akan tetapi gagasan akan tersebut pun berubah dan Ia menentang pendirian negara Islam, karena menurutnya gagasan itu hanya akan menciptakan otoritarianisme yang akan mengganggu tegaknya nilai-nilai kemanusiaan dan meniadakan tempat bagi keberagaman.

Buya Syafii juga sering mengkritisi tafsir agama yang eksklusif, sewenang-wenang, dan penuh kekerasan. Ia selalu mengajak orang agar beragama dengan kritis, memahami tafsir lebih dalam dan menghargai perbedaan.

Berkat pemikirannya tersebutlah Buya Syafii pernah mendapat penghargaan Ramon Magsasay Award Foundation pada tahun 2008.

Baca Juga: Sebelum Hilang, Anak Sulung Ridwan Kamil Sempat Ditolong Temannya Naik ke Permukaan

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x