Potensi Luar Biasa dan Sisi Buruk Pantai Puger Jember yang Memerlukan Kesadaran Berbagai Kalangan

15 Februari 2021, 13:49 WIB
Potensi Luar Biasa dan Sisi Buruk Pantai Puger Jember yang Memerlukan Kesadaran Berbagai Kalangan /Instagram @ahmadkhamdani03

KABAR BESUKI-Kabupaten Jember, satu dari enam kabupaten yang berada di wilayah Keresidenan Besuki.

Seluruh wilayah di Keresidenan Besuki punya titik. Sebut saja Lumajang dengan Gunung Semeru, Banyuwangi dengan Pulau Merah, termasuk Jember dengan Pantai Puger.

Potensi Kabupaten Jember dapat dikatakan luar biasa. Apalagi didukung dengan adanya Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di sana.

Baca Juga: Penting! Perhatikan Beberapa Hal Ini Sebelum Mengikuti Ajang Pencarian Bakat di Stasiun Televisi

Dilansir dari repository.ub.ac.id, Efek dari sebuah daerah yang memiliki PTN membuat masyarakatnya naik secara ekonomi.

Ribuan mahasiswa yang datang ke Jember setiap tahunnya dapat dijadikan objek untuk membangun ekonomi, sosial, dan pariwisata.

Watu Ulo, Pantai Payangan, Pantai Puger adalah nama-nama yang tidak asing di telinga warga dan mahasiswa Jember.

Bila boleh membandingkan potensi dari ketiga pantai di atas, maka Pantai Puger adalah yang utama. Pendapat ini bukan hanya berdasarkan keindahan pantai.

Puger dikenal sebagai penghasil ikan terbesar di seluruh kawasan Jember.

Berdasarkan data dari Yulianto Ervan dari Universitas Brawijaya, nelayan Puger mampu meraih keuntungan lebih  dari Rp40 juta per tahun.

Pendapatan itu relatif bergantung alat dan jenis pekerjaannya. Untuk nelayan yang menggunakan sekoci, per tahunnya dapat memperoleh keuntungan lebih dari Rp300 juta.

Baca Juga: Sabar! Kemenkes Tunda Vaksinasi untuk Ibu Hamil, Ternyata Ini Alasannya

Untuk nelayan jongkong, per tahun mereka dapat menghasilkan lebih dari Rp40 juta.

Penghasilan paling besar diperoleh nelayan payang yang dapat menghasilkan sekitar Rp1.7 Milyar per tahun.

Penghasilan sebesar itu masih belum termasuk penghasilan individu warga yang  bekerja di pabrik pelelangan ikan.

Sayangnya hasil laut tersebut tidak dapat diseimbangkan dengan keindahan pesisir pantai.

Terdapat banyak titik di sana yang menjadi lokasi tumpukan sampah. Mulai dari sampah organik, medis, dan plasitk.

Tumpukan sampah ini merupakan kiriman dari sungai-sungai di Jember. Sebagai contoh sungai Bedadung, sungai Gumukmas, dan sungai Kencong.

Ketika volume air meningkat dan aliran air semakin deras, saat itulah sampah-sampah datang dan menepi di Puger.

Beberapa kali warga telah berusaha mengupayakan kebersihan pantai. Mereka menggunakan alat seadanya.

Baca Juga: UNDRR Ingatkan Para Pemimpin Dunia untuk Pahami Dampak Darurat Iklim Global

Karena keterbatasan tenaga dan alat, sebelum pembersihan selesai kumpulan sampah terus berdatangan.

Akibatnya, jumlah wisatawan di pantai Puger semakin sedikit. Besar kemungkinan sampah-sampah mengganggu pemandangan dan mengeluarkan aroma busuk.

Sebagian besar sampah merupakan hasil aktivitas manusia. Lalu dari sini seharusnya muncul kesadaran dari setiap orang untuk membuang sampah pada tempatnya

Warga sekitar lokasi juga memerlukan tenggapan, bantuan, dan tindakan dari Pemkab Jember.

Jika memang masalah sampah sudah terbengkalai sejak 5 tahun ini, maka besar harapan supaya di era pemerintahan baru ini Puger mendapat tindakan.

Baiknya pantai tersebut juga dirawat, bukan hanya dikeruk hasil lautnya saja.***

Editor: Yayang Hardita

Tags

Terkini

Terpopuler