Krisis Kemanusiaan, Intelejen Amerika Serikat Melaporkan Ekstremis Rasis Merupakan Ancaman Berbahaya

19 Maret 2021, 13:14 WIB
Ilustrasi Bendera Amerika Serikat. /Pixabay/Angelique Johnson

KABAR BESUKI - Laporan yang dilakukan oleh FBI, CIA, dan lainnya menemukan kekerasan bermotif rasial sebagai ancaman paling mematikan bagi warga sipil AS.

Sebuah laporan bersama oleh beberapa cabang komunitas intelijen Amerika Serikat menyimpulkan bahwa ekstremis brutal yang ektrem terhadap etnis adalah paling mungkin melakukan serangan kepada warga sipil.

Di samping kekerasan bermotif rasial, kekerasan misili menghadirkan ancaman paling mematikan bagi penegak hukum dan personel serta fasilitas pemerintah.

Baca Juga: Selain Mendapatkan Vaksinasi, Anda Juga Bisa Cegah Covid-19 dan Memperkuat Daya Tahan Tubuh dengan Ini

Baca Juga: Usai MU Singkirkan AC Milan di San Siro, Ole Gunnar Solskjaer Merasa Sangat Bahagia

Sekadar informasi, misili ekstrimis merupakan kelompok yang melawan dengan kekerasan dan memfasilitasi penggulingan pemerintah AS.

Laporan tersebut, dilaporkan pada selasa lalu dalam konsultasi dengan Jaksa Agung dan Sekretaris Keamanan Dalam Negeri, Pusat Kontra Terorisme Nasional, FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri. Selain itu, CIA dan Badan Intelijen Pertahanan berkontribusi.

Laporan tersebut mendefinisikan ekstremis rasial yang memiliki agenda ideologis yang bisa dan sering terkait dengan ras atau etnis. Ini juga berkaitan dengan kelompok sayap kanan seperti Proud Boys yang terlibat dalam kerusuhan di Capitol AS.

Sementara itu, pemerintahan Biden berjanji untuk mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kekerasan nasionalis kulit putih, yang tumbuh di bawah pemerintahan sebelumnya.

Menurut statistik FBI, pembunuhan karena hal ektrimis mencapai rekor tertinggi pada 2019, dengan 51 kematian. Hampir separuh kematian berasal dari penembakan di Walmart di El Paso, Texas, yang ditujukan untuk menargetkan orang Latin.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Drama Korea yang Wajib Kamu Tonton Ketika Kesepian Atau Sedang Merasa Sendiri

Baca Juga: Usai MU Singkirkan AC Milan di San Siro, Ole Gunnar Solskjaer Merasa Sangat Bahagia

Sejauh ini, Biden memerintahkan peninjauan terhadap kelompok kekerasan domestik pada bulan Januari. Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan pada saat itu, pemerintah menginginkan analisis berbasis fakta, agar dapat dibentuk kebijakan.

Milisi, yang umumnya tidak dimotivasi oleh bias rasial, menjadi terkenal dalam beberapa tahun terakhir.

Para ahli mencatat setelah kerusuhan 6 Januari bahwa sementara milisi secara historis anti-pemerintah, kebijakan Trump tentang pengendalian senjata dan sikap imigrasi garis keras membuat kelompok-kelompok bersenjata lebih mungkin untuk mendukungnya.

Baca Juga: Bulan Suci Satu Bulan Lagi, Kenali Peristiwa dan Hari Pentingnya, Jangan sampai Terlewat

Baca Juga: Tega Betul, Pemuda di Sumenep Bacok Seorang Kakek Hingga Tewas! Ini Kronologinya

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa peningkatan dukungan orang Amerika dan serangan tingkat tinggi dapat memicu serangan lanjutan dan peningkatan kekerasan pada 2021 dan tahun-tahun selanjutnya.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler