KABAR BESUKI - Anda pernah mendengar istilah astral projection? Pengalaman supernatural ini bagi banyak orang dianggap berhubungan dengan dunia mistis.
Sebagian orang menganggapnya tidak masuk akal. Namun, astral projection atau proyeksi astral sebenarnya adalah fenomena nyata yang dapat dijelaskan secara medis.
Menurut penelitian yang dirilis oleh International Journal of English Literature and Social Sciences (IJELS) tahun 2018, astral projection adalah fenomena ketika roh seseorang meninggalkan raganya untuk kemudian pergi ke dimensi astral yang tak terlihat.
Hingga saat ini, belum banyak penelitian yang mampu menjelaskan secara gamblang mengapa seseorang bisa mengalami proyeksi astral.
Bahkan, beberapa ahli hingga saat ini masih tidak setuju jika kesadaran bisa terjadi di luar raga.
Alih-alih roh yang “keluar” dari tubuh, para ahli lebih percaya jika astral projection atau yang juga dikenal sebagai out-of-body experience (OBEs) adalah fenomena yang terjadi akibat abnormalitas proses komunikasi di dalam otak.
Ketika tertidur, otak kita tidak lantas berhenti bekerja. Itu sebabnya mengapa saat tidur, Anda bermimpi.
Astral projection diduga merupakan bagian dari proses bermimpi tersebut, hanya saja terlihat lebih nyata akibat adanya abnormalitas tadi.
Baca Juga: Penyidik KPK Tahan Pejabat BPN yang Diduga Melakukan Pencucian Uang TPPU
Disisi lain, astral projection memiliki berbagai jenis.
- Astral projection spontan
Proyeksi astral spontan terjadi secara tiba-tiba. Faktor pemicunya kemungkinan sebagai berikut:
- Kelelahan. Laporan menunjukkan bahwa kelelahan ekstrem berpotensi menyebabkan proyeksi astral saat tidur di malam hari.
- Tidur kurang nyenyak. Tidur yang kurang nyenyak juga bisa memicu “roh” keluar dari tubuh, terutama di waktu-waktu menjelang bangun tidur.
- Astral projection nonspontan
Astral projection nonspontan kemungkinan terjadi akibat faktor-faktor berikut ini:
Baca Juga: Apakah Kulit Kepala Anda Sering Terasa Gatal? Menurut Seorang Ahli Mungkin Ini Penyebabnya
- Obat-obatan. Konsumsi obat-obatan halosinogen yang menyebabkan halusinasi seperti DMT, LSD, MDA, dan ketamine.
- Kehilangan gravitasi. Hilangnya gravitasi berpotensi memicu proyeksi astral nonspontan. Pasalnya, saat gravitasi turun, darah bisa cepat mengalir meninggalkan beberapa bagian otak. Ini menyebabkan seseorang jadi hilang kesadaran hingga akhirnya mengalami astral projection. Pilot dan astronot berisiko mengalami hal ini.
- Gangguan informasi sensorik. Gangguan sensorik seperti terpapar suara yang amat bising bisa membuat Anda hilang kesadaran dan kemudian mengalami proyeksi astral.
Sebuah studi tahun 2005 menyebutkan jika OBEs atau astral projection terjadi karena adanya kesalahan proses komunikasi di dalam otak.
Pada otak terdapat bagian yang bernama temporo-parietal junction (TPJ). TPJ berfungsi sebagai penghubung antara memori dan emosi yang tersimpan di dalam otak dengan informasi sensorik yang datang dari luar.
Ketika TPJ ini tidak bekerja sebagaimana mestinya, otak pun akan keliru dalam mengolah informasi yang diterima.
Tidak heran, seseorang yang sejatinya sedang bermimpi merasa bahwa itu adalah sesuatu yang nyata.
Belum dapat dipastikan mengapa hal tersebut bisa sampai terjadi, namun sejumlah faktor risiko disebut-sebut memiliki andil. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022: Akankah Perancis Dapat Mempertahankan Gelar Juara Dunia Mereka?
Stres atau trauma
Stres dan trauma membuat seseorang merasakan kesedihan dan ketakutan.
Perasaan tersebut kemudian terbawa sampai ke dalam mimpi dan seakan-akan terlihat nyata.
Kendati demikian, perlu adanya penelitian lebih lanjut guna memastikan kebenaran akan hal ini.
Gangguan medis
Mengidap suatu gangguan medis menjadi faktor berikutnya yang kemungkinan dapat mengganggu TPJ otak hingga berpotensi membuat Anda kerap mengalami astral projection.
Gangguan medis yang dimaksud meliputi:
Baca Juga: Simak! Cara Pendaftaran SIM di Bondowoso, Tidak Perlu Antri Hanya Cukup Kirim Pesan via WA
- Migrain
- Epilepsi
- Serangan jantung
- Depresi
- Gangguan kecemasan
- Sindrom Guillain-Barre
Selain itu, jenis masalah mental disosiatif seperti gangguan depersonalisasi-derealisasi atau depersonalization-derealization disorder juga berpotensi menyebabkan seseorang menganggap dirinya sedang “terpisah” dari raganya sendiri.***