Aksi Terorisme di Indonesia, Komisioner Komnas HAM: Terorisme Adalah Kejahatan, Harus Segera Ditindak Tegas

4 April 2021, 08:35 WIB
Foto: Anggota Komisioner Komnas HAM Amirudin Al Rahab /Rianti S/// ANTARA/Boyke Ledy Watra

KABAR BESUKI - Indonesia dalam beberapa hari terakhir telah dilanda serangkaian aksi terorisme yang keji dan tidak bertanggung jawab.

Menanggapi hal tersebut, Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Amirudin Al Rahab Mengatakan jika bentuk terorisme di Indonesia harus diberantas. Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers daring yang dilakukan pada Jumat 2 April 2021.

Komisioner Komnas HAM tersebut juga menjelaskan jika tidak ada ketegasan dalam menindak terorisme di Indonesia, maka aksi terorisme akan semakin tumbuh subur di tanah air.

Baca Juga: Wanita Wajib Tahu, Ini Dia 4 Tips Jitu untuk Menenangkan Hati Pria yang Sedang Mengalami Bad Mood

Baca Juga: Resmi Menikah, Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Rencanakan Bulan Madu di Dubai, Langsung Gaspol!

Baca Juga: 'Sandiwara Rezim PKI' Bom Remot Kendali Jarak Jauh Sebelum Masuk Gereja, Benarkah? [Cek Fakta]

Ia juga menambahkan jika aksi terorisme yang terjadi belakangan ini merupakan persoalan dunia, sehingga dalam memberantasnya perlu kekompakan lintas negara, seperti dilansir Kabar Besuki dari Antara.

Menurut Amirudin, terorisme setidaknya harus ditekan dengan dua langkah, yaitu pendekatan pidana dan penegakan hukum.

"Kalau tidak ada ketegasan sikap dari kita sebagai bangsa terhadap teroris ini, sampai kapanpun ya begini begini saja di Indonesia," kata Amirudin dalam konferensi persnya.

Ia juga melanjutkan, apapun latar belakang dari tindak terorisme hal itu tetap merupakan suatu tindak kejahatan.

"Kita harus selalu tegas. Kalau dia adalah kejahatan harus kita tolak bersama," lanjutnya.

Disamping itu, ia menekankan jika aksi terorisme kini memanfaatkan teknologi komunikasi. Sehingga penyebarannya harus segera diselidiki dengan lebih cepat. 

Menurutnya, pemerintah perlu bergerak selangkah lebih jauh untuk dapat mengantisipasi perkembangan terorisme.

Baca Juga: Presiden Jokowi Memberi Bantuan Tunai pada Istri Teroris di Sukabumi yang Terlilit Hutang

Baca Juga: Pernahkah Anda Merasa Demam di Malam Hari dan Hilang di Pagi Hari? Simak Penyebabnya!

Dia juga mengatakan jika teroris biasanya memiliki akses persenjataan dan amunisi. Para pelaku terorisme juga cenderung tidak bekerja sendirian tetapi juga bergerak dengan jaringan terorisme multinasional.

Pada 28 Maret 2021, sebuah Gereja Katedral di Kota Makassar, Sulawesi Selatan di teror oleh sepasang suami istri yang melakukan aksi bom bunuh diri tepat di depan Gereja.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu kecuali kedua pelaku bom bunuh diri tersebut. Namun, setidaknya terdapat hampir 20 orang mengalami luka-luka.

Kemudian tindak terorisme terjadi lagi pada Rabu 31 Maret 2021 di Markas besar Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.

Kali ini terduga teroris adalah seorang perempuan berusia 25 tahun yang melakukan aksinya dengan gaya 'lone wolf' atau bertindak seorang diri.

Menurut laporan, ia diketahui menembakkan pistol Airgun BB bullet call 4.5mm kepada petugas polisi yang sedang berjaga di pos depan Mabes Polri.

Terduga teroris yang dikenal dengan nama Zakiah tersebut segera dilumpuhkan dengan tindakan terukur oleh polisi yang sedang bertugas. Terduga teroris tersebut akhirnya tewas di tempat.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com

Tags

Terkini

Terpopuler