KABAR BESUKI - Media sosial Twitter dikejutkan dengan kebocoran data demografis. Diketahui, 279 juta keping data penduduk Indonesia diungkap dan dipertukarkan di forum hacker Raidforum pada 12 Mei 2021.
Hal itu ditemukan setelah akun Twitter dengan nama @ndagels mengunggah tangkapan layar yang berisi penawaran data penduduk untuk dijual.
“Hayoloh kenapa ga rame ini data 279 juta penduduk indonesia bocor dan dijual dan bahkan data orang yg udah meninggal, kira - kira dari instansi mana?,” tulis cuitan akun Twitter dengan nama pengguna @ndagels.
Demografi terdiri dari nama lengkap, KTP, nomor telepon, email, NIK, alamat, bahkan gaji. Data tersebut diunggah ke Raidforum oleh akun bernama Kotz.
Akun tersebut juga menyediakan 1 juta sampel gratis untuk diperiksa dari total 279 juta keping data. Bahkan 20 juta data lainnya juga menampilkan foto-foto pribadi.
Selain itu juga menampilkan nama pengguna Telegram kotz1234567, untuk mengkomunikasikan lebih banyak tentang data yang dimilikinya.
Baca Juga: Israel dan Hamas Palestina Resmi Sepakat Lakukan Gencatan Senjata, Berlaku Jumat Mulai Dini Hari
Saat dikonfirmasi oleh seseorang, akun tersebut mengonfirmasi bahwa data tersebut memang berasal dari mereka.
Saat dihubungi oleh seseorang, akun tersebut menjelaskan bahwa data yang dimilikinya berasal dari situs BPJS Kesehatan. Ini diketahui dari unduhan yang dibagikan oleh akun Twitter @Br__AM.
Dalam keterangannya, akun Twitter menuliskan bahwa data yang terjual senilai 0,15 bitcoin atau sekitar Rp85 juta, dengan kurs tanggal 20 Mei 2021 pukul 16.00 WIB.
Menanggapi heboh kabar bocornya data kependudukan tersebut, Manajer Humas BPJS Iqbal Anas Ma'ruf menegaskan pihaknya sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui apakah bocoran data tersebut berasal dari BPJS Kesehatan.
Kemudian, Iqbal juga mengutarakan bahwa BPJS Kesehatan secara sistematis memastikan keamanan data pesertanya, dan mengatakan bahwa mereka melindungi dengan sebaik-baiknya.
Iqbal mengklaim, pihaknya memiliki sistem keamanan data berlapis yang ketat untuk memastikan privasi data, termasuk data dari peserta JKN-KIS, dengan data besar yang kompleks dan tersimpan di server BPJS.***