Dukung Pelaku Ekonomi Kreatif di Bidang Kuliner, Kemenparekraf Gelar Kembali FoodStartup Indonesia

28 Mei 2021, 11:28 WIB
Ilustrasi tulisan Start Up /Tumisu/pixabay/

KABAR BESUKI - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) atau Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Ultra Indonesia kembali menggelar program FoodStartup Indonesia (FSI). Hal tersebut digelar untuk memberikan pengembangan kapasitas serta akses pembiayaan bagi pelaku ekonomi kreatif bidang kuliner, khususnya bagi pelaku startup UMKM kuliner Indonesia ini.

Digelarnya kembalinFoodStartup Indonesia ditandai dengan resmi dibukanya tahapan open submission bagi peserta mulai 24 Mei hingga 6 Juni 2021 melalui laman www.foodstartupindonesia.com.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan setiap tahun jumlah pendaftar open submission FoodStartup Indonesia terus bertambah.

Baca Juga: Husin Shihab Sampaikan Bahwa Majelis Hakim Tak Sesuai Memberi Keringanan pada Kasus HRS

Hal itu menunjukkan antusiasme yang tinggi dari pelaku ekonomi kreatif bidang kuliner dalam mengembangkan potensi dan kapasitas dengan memaksimalkan kesempatan yang ada.

Menurut Menparekraf Sandiaga Uno anntusiasme jumlah pendaftar FSI menunjukkan hal yang sangat menggembirakan. Diketahui tahun lalu jumlah pendaftar yang masuk mencapai 6.499 pendaftar.

Angka tersebut merupakan gambaran bahwa pemerintah terus melakukan upaya pengembangan ekosistem subsektor kuliner Indonesia meski di tengah masa pandemi sekalipun.

Baca Juga: Ini Alasan Jenderal Andika Perkasa Dianggap Sosok yang Tepat dan Bisa Menjadi Calon Kandidat Panglima TNI

Sejak pertama kali dilaksanakan 2016 hingga tahun lalu, jangkauan peserta FSI juga semakin luas dan kompetitif. Tahun lalu demografi peserta berasal dari 26 provinsi.

"Jumlah peserta tahun ini diperkirakan akan bertambah dibanding tahun lalu," ujar Menparekraf Sandiaga Uno, yang dikutip Kabar Besuki dari Antara, Jumat, 28 Mei 2021.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pada tahapan open submission calon peserta akan memulai seleksi administratif yang dilakukan melalui laman www.foodstartupindonesia.com.

Selain kelengkapan dokumen, beberapa persyaratan yang diminta yaitu aspek investabilitas, sustainability, dan inovasi dari usaha yang dijalankan peserta.

Baca Juga: 51 Pegawai KPK Dipecat, Fahri Hamzah: Berantas Korupsi Pake Tangan Kiri, Tangan Kanan Untuk Bubarkan Israel

Seluruh peserta juga diharapkan dapat menunjukkan strategi penguasaan penggunaan dana dan proyeksi keuntungan dari pengembangan usaha yang dijalankan. Seluruh peserta selanjutnya wajib mengisi fact sheet selengkap mungkin di tahap awal ini.

Sementara itu, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo, berpendapat meski selalu menjadi primadona, tantangan dan potensi FoodStartup Indonesia masih sangat besar.

"Untuk itu persyaratan dan penilaian FSI juga semakin ditingkatkan. Hal ini ditujukan agar subsektor ekraf kuliner bisa menjadi inspirasi bagi pelaku ekraf lain agar terus bertahan dari ancaman krisis pandemi,” kata Fadjar Hutomo.

Selain itu, Direktur Akses Pembiayaan, Kemenparekraf/Baparekraf, Hanifah Makarim, juga turut memaparkan bahwa, penyelenggaraan FSI tahun ini juga menawarkan inovasi kepada peserta, seperti yang dilakukan pada setiap tahunnya.

Baca Juga: 51 Pegawai KPK Dipecat, Fahri Hamzah: Berantas Korupsi Pake Tangan Kiri, Tangan Kanan Untuk Bubarkan Israel

Pada tahun ini panitia mengelompokkan peserta ke dalam dua kelompok yaitu Early Stage dan High Growth.

Pada kelompok Early Stage, pendaftar harus membuktikan memiliki omset minimal Rp300 juta selama 12 bulan dengan pengajuan bantuan permodalan tidak melebihi Rp500 juta.

Sementara untuk kategori High Growth, pendaftar harus membuktikan memiliki omset minimal Rp500 juta selama 12 bulan dengan pengajuan bantuan permodalan maksimal Rp10 miliar.

Selain itu, penyelenggaraan FSI tahun ini juga mewajibkan persyaratan khusus yaitu kepemilikan status badan hukum berupa CV atau PT bagi kategori Early Stage maupun High Growth.

“Selain pemerataan kesempatan yang lebih adil pada masing-masing kelompok, kepesertaan tahun ini juga akan jauh lebih akuntabel baik dari segi administratif maupun strategi pengembangan usaha yang diajukan. Sehingga nantinya penerima manfaat program ini betul- betul tepat sasaran”, ungkapHanifah Makarim.

Baca Juga: Apa Itu Crab Mentality dan Bagaimana Cara Mengatasinya? Simak Penjelasan Selengkapnya

Dari jumlah total pendaftar dalam open submission, akan dijaring menjadi 1.000 peserta yang berkesempatan mengikuti tahapan seleksi berikutnya.

Peserta yang lolos diwajibkan menyiapkan pitch deck yang menarik dan informatif untuk dikurasi tim ahli.

Selama proses kurasi dan seleksi, FSI selalu melibatkan para ahli subsektor kuliner seperti chef, praktisi kuliner, business development perusahaan, dan investor terkait pengembangan bisnis model usaha peserta.

Baca Juga: Siap-Siap Mati Dini dalam Jangka 2 Tahun Setelah Divaksin, Apa Benar? Ini Faktanya

Nantinya, peserta yang masuk seleksi 100 besar berhak untuk mengikuti Demoday dan berkesempatan mengikuti direct mentoring, business coaching, akses permodalan, sekaligus pemasaran.

Sedangkan pada aspek jenis pendanaan, FSI menawarkan beberapa bentuk antara lain bank, equity, fintech, profit sharing dan lembaga pinjaman lainnya.

"Penyelenggaraan FSI tahun ini masih akan mengikuti standar protokol kesehatan yang ketat sejak Kick Off program hingga Demoday nanti," ucap Hanifah Makarim.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com

Tags

Terkini

Terpopuler