Mengenal Fenomena Aphelion yang Membuat Suhu Bumi Semakin Dingin, Ini Penjelasan LAPAN

6 Juli 2021, 09:52 WIB
Fenomena Aphelion yang membuat suhu bumi semakin dingin /@lapan_ri/Instagram

KABAR BESUKI - Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) menyampaikan bahwa Bumi akan mengalami fenomena antariksa bernama Aphelion pada 6 Juli 2021.

Tidak seperti kejadian astronomi sebelumnya, fenomena Aphelion tidak bisa dilihat oleh masyarakat, tetapi masyarakat dapat merasakan dampaknya.

Aphelion adalah fenomena langit ketika Bumi berada pada titik terjauh dari Matahari.

Baca Juga: Target Kartu Penerima Sembako Dinaikan, Presiden Jokowi Minta penyaluran PKH Dilakukan Pada Minggu Ini

Aphelion disebabkan karena orbit Bumi yang tidak lingkaran sempurna melainkan elips, dengan kelonjongan 1/60 yang mana Matahari berada di salah satu dari kedua titik fokus elips tersebut.

Sehingga, setiap tahunnya Bumi akan berada pada titik terdekat Bumi yang jatuh pada awal Januari dan titik terjauh Bumi yang jatuh pada awal Juli, tepatnya hari ini Selasa 6 Juli 2021.

Aphelion di tahun ini terjadi pada Selasa, 6 Juli 2021 tadi pagi pukul 05.27 WIB atau 06.27 WITA atau 07.27 WIT.

Pada dasarnya tidak ada perubahan atau dampak signifikan yang dirasakan oleh bumi ketika terjadi fenomena aphelion.

Baca Juga: Kemenkeu Alihkan Anggaran 26,2 Triliun Perjalanan Dinas dan Kendaraan Dialihkan untuk Penangan Covid-19

Dikutip Kabar Besuki dari laman resmi LAPAN, meskipun bumi berada di posisi terjauh dari matahari, hal ini tidak berpengaruh pada panas matahari yang diterima oleh bumi. 

Hal ini disebabkan panas matahari tersebar merata ke seluruh permukaan bumi.

Namun pada musim kemarau atau di sekitar bulan Juli-Agustus, udara memang terasa lebih dingin pada pagi hari. 

Hal ini disebabkan oleh sedikitnya tutupan awan sehingga tidak ada panas dari permukaan bumi (hasil serapan sinar matahari) yang dipantulkan ke awan dan kembali ke bumi.

Baca Juga: Nanda Persada Bongkar Pemilik Akun Lambe Turah: Ada Admin Lama dan Baru

Saat aphelion terjadi, suhu rata-rata di bumi akan sedikit meningkat dan 4° F lebih tinggi dibanding saat terjadi perihelion.

Hal ini disebabkan posisi bumi kita akan miring dan bagian utara yang lebih banyak daratan akan condong ke arah matahari. 

Jadi faktanya suhu di bumi (terutama di bagian utara) akan lebih hangat pada bulan Juli.

Hal ini kemudian berimbas pada perbedaan tekanan udara antara belahan bumi utara dan selatan. 

Di bulan Juli atau ketika aphelion terjadi, tekanan udara bumi bagian utara lebih rendah ketimbang bagian selatan.

Perbedaan tekanan ini mengakibatkan udara bertiup dari selatan (tekanan yang lebih tinggi) ke utara (tekanan yang lebih rendah). Sementara di bagian selatan, terdapat benua Australia yang sedang mengalami musim dingin.

Baca Juga: Podcast Deddy Corbuzier Trending 1 YouTube, Ungkap Kehidupan Mongol yang Pernah Sembah Setan

Hal ini mengakibatkan beberapa wilayah di Indonesia (khususnya bagian selatan khatulistiwa seperti Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara) mengalami penurunan suhu karena angin dingin yang bertiup dari selatan.

Perubahan lain yang bisa diamati ketika terjadi aphelion adalah perubahan penampakan matahari. 

Karena jarak yang lebih jauh, matahari akan terlihat sedikit lebih kecil dengan diameter tampak yang berkurang 1,68 persen.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Lapan.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler