KABAR BESUKI - Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung turut menanggapi aksi Mensos Risma yang memperbaiki jalan sendirian di sekitar Lumajang, bahkan menyarankannya untuk meminta bantuan 'Bandung Bondowoso'.
Rocky Gerung menilai Mensos Risma seolah tak peka terhadap adanya korban jiwa maupun materi akibat erupsi Gunung Semeru dengan membuat video memperbaiki jalan yang disinyalir sebagai bentuk pencitraan.
Rocky Gerung mengungkapkan, fokus utama Mensos Risma yang sejatinya membagikan bansos untuk korban erupsi Gunung Semeru seolah tertutupi dengan sensasi aksi memperbaiki jalan yang baru-baru ini viral.
"Nah itu akibatnya. Sekarang orang fokus pada pemberitaan Ibu Risma, padahal ada empat belas orang meninggal dan banyak rumah yang hancur. Kan itu yang gak terekspos justru tuh karena ini ditutupi oleh sensasi," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Senin, 6 Desember 2021.
Rocky Gerung kembali menegaskan bahwa setiap sensasi yang diciptakan oleh pejabat publik termasuk Mensos Risma saat menjalani tugas dinas dapat menghilangkan substansi kunjungan yang sesungguhnya.
Menurutnya, Mensos Risma beserta tim dokumentasi seharusnya fokus pada substansi utama yakni memberikan bansos kepada korban bencana erupsi Gunung Semeru.
"Ibu Risma mesti ngerti, setiap kali dia bikin sensasi substansinya hilang. Kan orang datang ke sana justru untuk lihat korbannya siapa, apa yang diperlukan. Jadi fokus ke situ, bukan jalan sepotong itu yang diviralkan oleh Depsos (Kemensos)," ujarnya.
Baca Juga: Mensos Risma Ancam Tembak Pendamping Bansos, Rocky Gerung: Mesti Dimasukkan di Panti Rehabilitasi
Rocky Gerung berpendapat, ada anggota tim dokumentasi di Kemensos yang tak mengerti konsep public policy yang mengutamakan koordinasi.
Seharusnya kata dia, Mensos Risma melakukan koordinasi dengan Kementerian PU atau Dinas PU setempat untuk memastikan kondisi jalan memadai untuk penyaluran bansos terhadap korban bencana erupsi Gunung Semeru.
"Jadi memang ada tim di Depsos (Kemensos) yang juga nggak ngerti itu apa public policy tuh yang seharusnya terhubung, koordinasi. Kalo Ibu Risma misalnya ada di dalam ruangan dan koordinasi dengan Kementerian PU, lalu Ibu Risma bikin semacam konklusi 'Jalan itu harus cepat diperbaiki karena dipakai untuk evakuasi warga' lalu keterangan pers muncul, itu pertanda bahwa Ibu Risma berfikir," katanya.
Sebaliknya menurut Rocky Gerung, aksi Mensos Risma yang memperbaiki jalan di Lumajang dan disorot oleh kamera justru menujukkan ketidakmampuan dalam berpikir sekaligus kekacauan dalam koordinasi antar lembaga.
"Kalau dia langsung ke jalan itu artinya nggak berfikir kan? Lakukan sesuatu justru yang menyebabkan koordinasinya kacau. Nanti ada juga orang yang ngeledek Kementerian PU atau Dinas PU setempat 'Kok nggak kerja sih?' padahal mungkin mereka udah siap-siap dengan aspal," ujar dia.
Rocky Gerung menyarankan Mensos Risma untuk meminta bantuan 'Bandung Bondowoso' jika dirasa tak sanggup memperbaiki jalan sendirian.
Hal tersebut disampaikan pria yang merupakan alumni sekaligus mantan pengajar Universitas Indonesia (UI) itu sebagai satire untuk menyindir Mensos Risma karena aksinya memperbaiki jalan yang dinilai dapat membahayakan pengguna jalan.
"Nah Ibu Risma itu lakukan hal itu sendirian, justru itu memperlambat. Jadi nggak ngerti konsepnya. Kalo itu kan bisa minta tolong Bandung Bondowoso," tuturnya.***