KABAR BESUKI – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan sejumlah fakta baru terkait kerangkeng manusia yang ada di rumah bupati nonaktif Langkat.
Setelah melakukan investigasi langsung, Komnas HAM menemukan temuan yang sangat mengejutkan publik.
Komnas HAM menemukan bahwa dalam kerangkeng manusia yang berada di rumah bupati Langkat pernah terjadi kasus kekerasan hingga mengakibatkan kematian.
Tak tanggung-tanggung, Komnas HAM menyebut bahwa kerangkeng manusia tersebut sudah menelan lebih dari satu korban.
“Fakta solid ini yang kami katakan adalah kami ketemu langsung dengan para korban dengan saksi yang memberikan kesaksian lebih dari satu orang,” kata Choirul Anam selaku Komnas HAM.
“Bahkan kami menemukan bagaimana caranya kekerasan itu berlangsung, terus polanya bagaimana, dan siapa saja yang melakukan,” imbuhnya.
Anam menyebut bahwa pihak Komnas HAM mendapat informasi solid terkait adanya kekerasan di kerangkeng bupati Langkat lewat beberapa saksi yang sudah diperiksa.
Menurutnya, para saksi itu mengatakan bahwa telah terjadi tindak pidana kekerasan hingga menghilangkan nyawa korban dalam kerangkeng tersebut.
“Kami menemukan istilah-istilah menggunakan kekerasan itu, ada istilah mos, gas, ada istilah dua setengah kancing nah ketika itu diomongkan itu berarti kekerasan berlangsung,” jelas Anam.
Anam menjelaskan bahwa yang potensial menjadi pelaku kekerasan dalam kerangkeng adalah para penghuni kerangkeng dan juga penjaga kerangkeng.
Lebih lanjut, Anam mengungkap bahwa kerangkeng manusia di rumah bupati Langkat itu memakan korban lebih dari satu.
“Sepanjang tahun 2010 sampai 2021 itu kami menemukan lebih dari satu (korban), kami gak bisa menyebut angkanya tepatnya berapa,” terangnya.
Komnas HAM juga menyebut bahwa para korban tersebut mengalami tindak kekerasan hingga membuat mereka kehilangan nyawa.
“Kalau keterangan yang kami dapatkan meninggal karena kekerasan,” pungkasnya.***