KABAR BESUKI - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta maaf usai menyebut sebanyak 198 pesantren di Indonesia terafiliasi dengan jaringan teroris.
Akademisi Rocky Gerung turut menanggapi pernyataan BNPT yang sempat menyebut 198 pesantren terafiliasi teroris, meski pada akhirnya mereka telah minta maaf kepada publik.
Rocky Gerung mempertanyakan riset BNPT hingga menyebut 198 pesantren terafiliasi teroris, sebelum akhirnya menyatakan minta maaf.
Rocky Gerung menilai, pernyataan BNPT tersebut membuat banyak orang saling mencurigai satu sama lain.
"Dalam seminggu ini kita dibuat geger oleh pernyataan BNPT bahwa 198 pesantren (terafiliasi teroris), itu berarti risetnya di mana? Kan kita hanya ingin kejar headline. Akhirnya semua orang saling mencurigai, walaupun kemudian dibantah," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari Rocky Gerung Official pada Sabtu, 5 Februari 2022.
Rocky Gerung menilai bahwa pernyataan BNPT memberikan kesan seolah-olah negara ingin menguji tingkat emosional rakyatnya dengan proposal penelitian yang dinilainya sangat dramatis.
Mantan pengajar sekaligus alumni Universitas Indonesia (UI) itu menilai, BNPT juga menggunakan diksi yang salah dalam menyampaikan hasil risetnya.
"Tapi tetep ada yang tinggal di situ bahwa seolah-olah negara ini ingin menguji rakyat kita dengan mengajukan proposal yang betul-betul dramatis. Kan cara membuat diksi aja udah kacau," ujarnya.
Lebih lanjut, Rocky Gerung juga mempertanyakan cara BNPT dalam memperoleh hasil riset yang mengklaim 198 pesantren terafiliasi dengan jaringan teroris.
Filsuf kelahiran Manado, 20 Januari 1959 itu juga mempertanyakan statement dari Ketua BNPT Boy Rafli Amar yang mengatakan bahwa penggunaan istilah 'terafiliasi teroris' merupakan kesalahan diksi semata.
Dia juga mengungkapkan bahwa riset BNPT 'kacau' sejak awal dan terkesan hanya ingin mencari sensasi semata.
"Apalagi kalau kita tanya bagaimana cara riset itu diperoleh, Ketua BNPT Boy Rafli akhirnya harus menerangkan bahwa itu kesalahan diksi. Tapi ini artinya ada yang ngaco di dalam riset, itu berarti ada sistem yang sekedar ingin cari sensasi," ucapnya.
Rocky Gerung juga menyebut, pernyataan BNPT yang sempat menyebut 198 pesantren terafiliasi teroris telah menciptakan kekacauan di tengah masyarakat.
Dia menyebut, masyarakat seolah ingin dikacaukan oleh BNPT untuk mencari hal dramatis yang tak bermanfaat.
"Jadi kita sebetulnya dikacaukan oleh keinginan untuk cari hal-hal yang seolah dramatis sebetulnya nggak ada isinya atau zonk," tuturnya.***