Para Ahli Peringatkan Malaysia, Akan Munculnya COVID-19 Varian Omicron XE

7 April 2022, 14:37 WIB
ilustrasi omicron varian XE /pexels.com

KABAR BESUKI - Para ahli memberi peringatan kepada Malaysia bahwa ada kemungkinan varian Omicron XE muncul dalam waktu satu bulan dan akan menimbulkan bahaya baru. Padahal saat ini kasus Covid-19 harian di Malaysia mengalami penurunan.

Menurut ahli epidemiologi medis Universitas Putra Malaysia, Malina Osman, varian Omicron saat ini tiba di Malaysia dalam waktu satu atau dua bulan bahkan ketika perbatasan negara sudah ditutup.

Mengingat hal ini, Associate Professor Malina memperkirakan bahwa Omicron XE dapat tiba lebih cepat seperti yang telah terdeteksi di Thailand, Taiwan dan Inggris.

Baca Juga: Malaysia Ingin Menjadikan Bahasa Melayu Sebagai Bahasa Kedua ASEAN, Joanne Lin: Banyak Hal yang Lebih Mendesak

“Untuk Omicron XE, secara teoritis bisa lebih cepat sampai dibanding varian Omicron saat ini, tapi kami berharap pengawasan kami bisa membantu membatasi penyebarannya,” ujarnya saat dihubungi The Star, Rabu, 6 April.

Varian Omicron XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari, mutasi dari strain Omicron BA.1 dan BA.2, dikatakan 10 persen lebih mudah menular dibandingkan dengan varian saat ini.

Prof Malina mengatakan tidak ada indikasi bahwa varian Omicron XE menyebabkan infeksi parah seperti varian Delta, tetapi risikonya tinggi bagi mereka yang belum divaksinasi atau tidak terinfeksi sebelumnya.

Namun, ia percaya bahwa situasinya akan terkendali karena Malaysia memiliki cakupan vaksinasi yang baik, kepatuhan yang baik terhadap protokol kesehatan, dan langkah-langkah yang diterapkan bagi para pelancong untuk membatasi penyebaran.

Baca Juga: Anak-anak Vladimir Putin Bakal Ikut Dijatuhi Sanksi dari Amerika Serikat Akibat Invasi Rusia Terhadap Ukraina

“Kita akan fokus untuk memastikan cakupan vaksin bagi yang berusia lima hingga 11 tahun, suntikan booster untuk mencapai cakupan setidaknya 70 persen hingga 80 persen, dan penyediaan perawatan khusus untuk anak-anak di bawah lima tahun. Serta mereka yang tidak dapat divaksinasi,” tambahnya.

Zainal Ariffin Omar, Ketua Relawan Pelibatan dan Pemberdayaan Masyarakat Untuk Covid-19, juga memperkirakan varian baru akan tiba dalam waktu kurang dari sebulan karena pergerakan domestik dan internasional yang lebih tinggi.

Dia mengatakan bahwa pengujian berkelanjutan dan identifikasi varian harus dilakukan, dan ia menambahkan bahwa sistem perawatan kesehatan negara Malaysia mampu menangani lonjakan kasus.

Baca Juga: Putin Tidak Akan Berhenti Menyerang Ukraina, Georgia Mulai Khawatir

“Masih tangguh dan kokoh,” kata Zainal Ariffin.

Konsultan mikrobiologi klinis Universitas Putra Malaysia, Zamberi Sekawi, juga sependapat bahwa varian itu mungkin memasuki negara Malaysia pada tingkat yang jauh lebih cepat karena perbatasan telah dibuka kembali.

Namun, ia memaparkan varian ini harus bersaing dengan varian Omicron yang ada untuk menjadi varian yang dominan.

Ia juga menambahkan bahwa tidak banyak yang diketahui tentang varian Omicron XE dalam hal tingkat keparahannya dan apakah itu dapat dicegah dengan vaksin.

“Jika karakter varian ini sama dengan Omicron, maka sistem kesehatan kita mampu mengatasinya,” kata Prof Zamberi seraya menambahkan pihak berwenang harus waspada dengan meningkatkan pengawasan, tidak hanya untuk orang asing tetapi juga penduduk setempat.

Baca Juga: Update Kasus Nida 'Tangmo', Jaksa Desak Polisi Agar Menyelesaikan Penyelidikan Karena Hal Ini

Negara ini pertama kali mengalami lonjakan kasus, rawat inap, dan kematian ketika varian Delta melanda pada Juli 2021.

Pada 14 Juli, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan, Noor Hisham Abdullah, mengatakan varian Delta pertama kali terdeteksi di India dan menjadi varian dominan di negara tersebut dengan kasus mencapai puncaknya 22.642 pada 25 Agustus.

Selanjutnya, ketika kasus turun, negara Malaysia mengalami lonjakan kasus lain pada awal Januari tahun ini dan Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin memperingatkan bahwa gelombang varian Omicron telah dimulai di negara tersebut.

Varian Omicron pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada 24 November 2021 dan Malaysia mendeteksi kasus varian Omicron pertamanya pada 2 Desember 2021.

Baca Juga: Ukraina Tuntut Sanksi Baru Terhadap Rusia Atas Pembantaian di Kota Bucha

Kasus tersebut melibatkan seorang mahasiswa Universitas Swasta Afrika Selatan berusia 19 tahun di Ipoh yang tiba dari Afrika Selatan melalui Singapura pada 19 November 2021.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: The Straits Times

Tags

Terkini

Terpopuler