Network
KABAR BESUKI - Puryanti seorang single parent, membungkuk dengan kaku seperti robot, saat ia dan putranya yang berusia lima tahun, tubuh mereka berkilau dengan cat perak, sesekali meminta koin kepada orang yang lewat di persimpangan sibuk di luar ibu kota Jakarta.
Mereka termasuk di antara sekelompok orang yang dijuluki ‘manusia silver’, atau ‘orang perak’ yang menggunakan strategi tersebut untuk menarik perhatian, sambil berjuang untuk memenuhi kebutuhan setelah virus corona mendorong ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu ke dalam resesi tahun lalu.
"Ada yang memberi, ada yang tidak. Kadang juga, ada yang memberi dengan jumlah yang cukup,” kata Puryanti, 29, setelah tiga bulan tampil setiap hari dengan ditemani keponakannya bernama Raffi, 15.
Baca Juga: Kabar Baik untuk Para Penggemar Apex Legends Versi Mobile, Simak Tanggal Rilisnya!
Pada hari-hari baik dan beruntung, orang Jawa, yang adalah seorang ibu rumah tangga sebelum perceraiannya, dapat memperoleh sekitar 70.000 rupiah cukup untuk mengais dan membayar sewa.
Puryanti menggunakan cat buatan sendiri, campuran serbuk sablon dan minyak goreng, untuk melapisi tubuh mereka dan menambah efek dramatis aksi robot tersebut.
Dia mengatakan cat perak tidak menyebabkan efek buruk.
"Saya tidak malu bekerja seperti ini. Yang penting ini semua untuk anakku,” tuturnya menambahkan.
Baca Juga: Imbas Kudeta Myanmar: Staff Medis Mogok, Tes Covid-19 Amburadul dan Turun Drastis
