Pandemi Tidak Boleh Halangi Pendidikan Anak Usia Dini, Ini Alasannya

- 21 Februari 2021, 15:17 WIB
ilustrasi
ilustrasi /PIXABAY/Pexels
KABAR BESUKI - Pandemi COVID-19 tidak boleh menjadi penyebab pendidikan pada anak usia dini menjadi terhalangi.
 
Usia anak merupakan masa krisis untuk membentuk masa depannya, kata Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi), Prof. Dr. Ir. Netti Herawati, M.Si.
 
"Usia dini adalah usia emas dalam membangun pondasi belajar dan hidup mereka, semua dimulai dari usia dini," kata Netti.
 
Netti menjelaskan, setiap manusia lahir dengan membawa sejumlah 100 triliun sel otak. Meskipun kualitas kehamilan memiliki pengaruh yang cukup kuat.
 
Namun, triliunan sel otak tersebut baru dapat berfungsi dengan adanya stimulasi.
 
Alasan mengapa usia anak 0-2 tahun merupakan masa krusial pada anak, karena apabila sel otaknya tidak mendapatkan stimulasi dengan benar, maka sel tersebut tidak akan berfungsi.
 
Hal ini sesuai dengan sebuah istilah yang berbunyi use it, or loose it. Dia melanjutkan, stimulasi ini sangat penting karena setiap detik terjadi 1,684 juta sambungan otak pada anak.
 
"Sedangkan, untuk kualitas stimulasi terkait pada aspek perkembangan atas apa saja yang distimulasikan pada anak dengan cara yang tepat atau tidak,” tambah Netti.
 
Cara belajar anak pada usia dini, yakni dengan aktif bermain. Sehingga orangtua pun harus memberi fasilitas yang baik. 
 
Orangtua juga harus bisa.mengubah pola pikir anak yang bermain. Saat itulah anak sedang melakukan pengasahan atas kecerdasannya.
 
Prof. Netti juga menjelaskan, apa-apa saa yang harus dilakukan oleh orangtua untuk kesuksesan mendidik anak pada usia dini.
 
Menurutnya, anak harus dilatih untuk berpikir kritis. Ini dilakukan karena pada era digital ini informasi bertebaran tidak terbatas. 
 
Maka dengan pembiasaan ini, anak dapat memilah dan memilih mana yang benar dan salah.
 
Di samping itu, anak juga harus dilatih untuk berpikir kreatif dan mengembangkan kemampuan kognitif agar memiliki daya juang lebih. Apalagi jika anak tumbuh pada era pandemi ini.
 
Selain asupan gizi yang cukup, orang tua juga dihimbau untuk memberikan nutrisi hati kepada anak. Himbauan ini dilakukan agar anak tidak memiliki trauma masa kecil, yang kemungkinan terbawa hingga dewasa.
 
Untuk menyampaikan pendidikan yang membangun tindakan dan mentalitas anak, orang tua juga perlu bisa melakukan komunikasi yang baik kepada anak usia dini.
 
“Jangan takut untuk mulai mendaftarkan anak pada fasilitas pendidikan sejak usia 2 tahun, sedini mungkin agar dapat mengembangkan karakter dan life skill. Guru dapat membuat rencana kegiatan pembelajaran, orang tua dapat mengimplementasikan rencana kegiatan dari rumah,” jelas dia.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini

x