Anda Penggemar Cokelat? Mari Berkunjung ke Desa Cokelat, Tabanan Bali

- 1 Maret 2021, 12:38 WIB
Ilustrasi Cokelat
Ilustrasi Cokelat /Pixabay/

KABAR BESUKI – Bali, siapa yang tidak mengenal keindahan pulau Dewata ini. Keindahannya terkenal di seluruh nusantara hingga dunia. Kini, pulau Bali dapat dijadikan rujukan untuk penggemar cokelat, karena di Kabupaten Tabanan, Bali, kini sudah ada destinasi ‘Desa Cokelat Bali’.

Objek wisata ini tepatnya berada di Desa Cau, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali. Tempat ini dapat digunakan untuk mengedukasi anak-anak tentang bagaimana proses penanaman buah cokelat hingga proses pembuatannya.

“Sejak kami buka pada Oktober 2020, Desa Cokelat Bali, ini menjadi destinasi paling dicari oleh wisatawan dan warga lokal,” kata pemiliki Desa Cokelat Bali, I Wayan Alit Artha Wiguna, di lokas wisata setempat, Minggu. (Antara News Bali)

Baca Juga: Selebgram Vicky Alaydrus Resmi Bercerai dengan Suami, Netizen: Cerai Berjamaah Check

Kata I Wayan Alit Artha Wiguna, alasan para pelancong memilih tempat liburan ke Desa Cokelat Bali tersebut, selain berwisata, mereka juga diberikan kesempatan untuk melihat berbagai jenis pohon cokelat.

Selai itu, mereka juga diberikan tantangan untuk mencoba cara membuat cokelat hingga layak konsumsi.

“Sampai di lokasi, para pelancong yang baru tiba, sebelum menerima tantangan untuk membuat cokelat, mereka terlebih dahulu diajak berkeliling oleh pemandu wisata guna melihat pohon-pohon cokelat jenis kakao dan melihat proses pembuatan hingga pengemasan cokelat yang siap untuk dikonsumsi di balik kaca ruangan yang sudah disiapkan,” ujarnya.

Edukasi tentang proses mengenal cokelat dari mulai menanam, mengolah, dan membuat cokelat, adalah alasan lain yang ditawarkan kepada wisatawan di balik berdirinya ‘Desa Cokelat Bali’ ini.

Baca Juga: Salah Satu Negara di Asia Ini Mengklaim Telah Mengembangkan Vaksin yang Dapat Bertahan Hingga 2 Tahun

“Harga tiket Rp20 ribu per orang, wisatawan akan dikenalkan oleh pemandu, berbagai jenis tanaman cokelat dari mulai cokelat loal dan impor,” katanya.

Dalam rangka mencegah penyebaran wabah Covid-19 di objek wisatanya, sang pemilik selain memberlakukan protokol kesehatan yang ketat, pihaknya juga melakukan pembatasan jumlah kunjungan isatawan agar tidak menimbulkan kerumunan.

“Mudah-mudahan dengan adanya ‘Desa Cokelat Bali’, dapat bermanfaat bagi generasi muda, khusunya agar mereka bisa melihat langsung proses pembuatan dan ikut melestarikan hasil produk lokal petani cokelat di Bali,” katanya.

Baca Juga: Bams Eks Vokalis Samsons Mengidap Penyakit Langka, Bams: Sejenis Kanker, Tapi Unik

Secara nasional, berdasarkan data Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, daerah penghasil cokelat kakao terbesar masih dipegang Provinis Sulawesi Selatan, dengan jumlah panen 184.000 ton (28,26%).

Sementara untuk daerah lain, tercatat ada 5 daerah yang menyusul Sulsel di belakangnya. Provinsi tersebut adalah Sulawesi Tengah 137.000 ton (21,04%), Sulawesi Tenggar 111.000 ton (17,05%), Sumatera Utara 51.000 ton (7,85%), Kalimantan Timur 25.000 ton (3,84%), Lampung 21.000 ton (3,23%). Sisanya terbagi di berbagai daerah di Indonesia yang mencapai total produksi hingga 122.000 ton (18,74%).***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Kemenperin ANTARA


Tags

Terkini

x