Dolar Jatuh dari Sebelumnya Tertinggi 3,5 Bulan, Diduga Terseret Mundurnya Imbal Hasil Amerika Serikat

- 10 Maret 2021, 08:08 WIB
Dokumentasi - Tumpukan uang seratus dolar AS
Dokumentasi - Tumpukan uang seratus dolar AS /ANTARA/Shutterstock/

KABAR BESUKI - Nilai tukar dolar Amerika Serikat jatuh dari level tertinggi tiga setengah bulan terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir sesi Selasa (Rabu pagi WIB).

Diduga terseret oleh penurunan imbal hasil obligasi negara sebelum laporan penting mengenai inflasi data serta lelang obligasi minggu ini.

Mata uang safe haven dolar Amerika Serikat turun 0,46 persen menjadi 91,95, terhadap enam mata uang utama, setelah mencapai tertinggi tiga setengah bulan 92,506 selama jam perdagangan di Asia.

Baca Juga: Dapat Dukungan, Penerapan Tilang Berbasis Elektronik Skala Nasional Resmi Bertambah dari 10 Menjadi 12 Polda

Imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat bertenor 10 tahun turun menjadi 1,544 persen setelah mencapai 1,613 persen pada Senin (8/3/2021), mendekati level tertinggi 13 bulan.

Imbal hasil telah meningkat di tengah ekspektasi bahwa rebound ekonomi yang lebih cepat dari perkiraan akan memicu lonjakan inflasi, dengan Presiden Joe Biden akan menandatangani paket bantuan virus corona senilai $ 1,9 triliun minggu ini.

"Kami melihat imbal hasil anjlok setelah menerima pernyataan menghangatkan hati dari Menteri Keuangan Janet Yellen yang merendahkan prospek melonjaknya inflasi," kata Joe Manimbo selaku analis pasar senior di Western Union Business Solutions.

Pada Senin tanggal 8 Maret 2021, Yellen mengatakan paket bantuan Biden akan memicu pemulihan ekonomi Amerika Serikat yang ‘sangat kuat’ dan ada alat untuk mengatasi inflasi jika ekonomi terlalu panas.

Baca Juga: ‘Seorang Jendral Tapi Tidak Punya Etika’ Moeldoko Adalah Kader Partai Hanura, Mengejutkan Ini Faktanya

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini

x