Denmark Melaporkan Kasus Komplikasi Serius Termasuk Kematian, Setelah Menerima Vaksin AstraZeneca

- 20 Maret 2021, 20:33 WIB
foto: Botol dengan stiker bertuliskan, "COVID-19 / vaksin Coronavirus / Injeksi" dan jarum suntik medis terlihat di depan logo AstraZeneca yang ditampilkan dalam ilustrasi (31/10/2020)
foto: Botol dengan stiker bertuliskan, "COVID-19 / vaksin Coronavirus / Injeksi" dan jarum suntik medis terlihat di depan logo AstraZeneca yang ditampilkan dalam ilustrasi (31/10/2020) / Prasetyo Pramono/. (ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/aa.)

KABAR BESUKI - Denmark melaporkan satu orang telah meninggal dan satu lagi jatuh sakit parah dengan pembekuan darah dan pendarahan otak setelah menerima vaksinasi COVID-19 AstraZeneca.

Keduanya merupakan anggota staf rumah sakit, yang telah menerima vaksin AstraZeneca kurang dari 14 hari sebelum jatuh sakit, kata otoritas yang menjalankan rumah sakit umum di Kopenhagen pada Sabtu 20 Maret 2021.

Dilansir Kabar Besuki dari Reuters, Badan Obat Denmark mengkonfirmasi telah menerima dua laporan serius, pihak rumah sakit pun tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Baca Juga: Stop! Jangan Pernah Lakukan Body Shaming pada Siapapun yang Mengalami Kenaikan Berat Badan di Masa Pandemi

Baca Juga: Simak Cara Cadangkan Aplikasi Whatsapp Berikut Agar Data Tidak Hilang atau Terhapus

Baca Juga: Operasional Bandara Halim Perdana Kusuma Ditutup Akibat Pesawat Trigana Mengalami Tergelincir

Denmark, yang menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca pada 11 Maret, termasuk di antara lebih dari selusin negara yang untuk sementara waktu menghentikan penggunaan vaksin setelah laporan kasus pembekuan darah dan pendarahan otak yang langka membuat para ilmuwan dan pemerintah berebut untuk menentukan kaitannya.

Beberapa negara termasuk Jerman dan Prancis minggu ini membalikkan keputusan mereka untuk menangguhkan penggunaan vaksin menyusul penyelidikan terhadap laporan pembekuan darah oleh pengawas obat Uni Eropa, yang mengatakan pihaknya masih yakin bahwa manfaat vaksin lebih besar daripada risikonya, pada Kamis 18 Maret 2021.

Denmark bersama dengan Swedia dan Norwegia, mengatakan bahwa mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk memutuskan apakah akan menggunakan kembali vaksin tersebut atau tidak, Jumat 19 Maret 2021.

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Reuters


Tags

Terkini

x