Namun dalam kesempatan tersebut, pihak Facebook tidak memberi keterangan pasti apakah benar data milik Mark Zuckerberg juga bocor dalam kasus ini.
Menurut kabar yang beredar, data Zuckerberg yang bocor antara lain nomor ponsel, identitas pengguna /Facebook, lokasi, tanggal lahir dan status pernikahan.
Terkait bocornya data pengguna Facebook ini, pihaknya mengatakan bahwa data tersebut diambil bukan dengan cara meretas sistem mereka, namun dengan metode ‘scraping’ yang dilakukan sebelum September 2019.
Scraping dilakukan dengan memasang perangkat lunak otomatis untuk mengambil informasi publik yang ada di internet. Menurut Facebook, peretas menyalahgunakan fitur impor kontak, yang biasanya digunakan untuk menemukan teman yang juga memiliki akun di Facebook.
"Ketika kami menyadari aktor jahat menggunakan fitur ini pada 2019, kami membuat perubahan untuk fitur itu," kata Facebook.
Selanjutnya, Facebook juga menyatakan bahwa tidak ada informasi tentang finansial, kesehatan dan kata kunci yang diambil.
Oleh karena itu, untuk mencegah kejadian serupa, selain membentuk tim keamanan, Facebook juga meminta pengguna mereka mengecek secara rutin pengaturan privasi, menggunakan fitur keamanan otentikasi dua faktor dan bijak memilih informasi yang ditampilkan untuk umum.***