KABAR BESUKI - Guru Besar Psikologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Achmad Mubarok mengatakan bahwa berpuasa di bulan Ramadhan dapat menjadi sarana efektif untuk menahan diri dari hoaks.
Dia mengatakan bahwa puasa yang sesungguhnya adalah ketika yang menjalankannya tidak hanya mampu menahan lapar dan dahaga saja, tetapi juga ketika seseorang mampu menahan diri dari melakukan berbagai perbuatan tercela.
Menurutnya, ada tiga tingkatan orang yang menjalankan ibadah puasa khususnya di bulan Ramadhan sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari ANTARA.
Pertama, puasa orang awam yakni puasanya orang yang hanya mampu menahan lapar dan haus serta beberapa hal lainnya yang membatalkan puasa (misalnya muntah dengan sengaja).
"Nah, selama puasa ini biasanya mereka tetap menyebarkan berita hoaks, adu domba orang. Jadi puasa itu hanya tidak makan dan tidak minum. Itu nilai puasa yang paling rendah dan masyarakat kita masih banyak yang di situ," kata Achmad sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari ANTARA pada Jumat, 23 April 2021.
Kedua, puasa khusus yakni puasa yang tak hanya menahan lapar dan haus melainkan menahan diri dari seluruh tindakan yang tak pantas untuk dilakukan.
Idealnya, puasa yang berkualitas adalah puasa yang mampu mencegah seseorang dari segala perbuatan tercela, salah satunya adalah menyebar hoaks.