"Mereka harus dikarantina 14 hari, titik kedatangan juga sudah diatur kemarin oleh Pak Menko hanya di Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Juanda, Bandara Kualanamu, dan Bandara Sam Ratulangi. Pelabuhan lautnya juga hanya di Batam, Tanjung Pinang, dan Pelabuhan Dumai," tambah Budi.
Budi menegaskan semua yang pernah datang atau mengunjungi India akan dilakukan "genome sequencing" agar dapat melihat apakah mutasi baru atau tidak.
"Protokol kesehatan juga dilakukan untuk tenaga migran Indonesia, karena puluhan ribu yang masuk, sudah masuk di atas 100 ribu orang dan akan masuk puluhan ribu," tambah Budi.
Beberapa titik titik seperti Batam, Kepulauan Riau selanjutnya perbatasan Indonesia dengan Sabah dan Sarawak, seperti Entikong, Nunukan, Malinau juga akan diperkuat "screening" dan proses karantina.
"Sehingga orang yang masuk akan kita tes dan pastikan semua hasil tesnya kita kirim untuk 'genome sequencing' untuk melindungi rakyat Indonesia dari potensi virus baru yang masuk," kata Budi.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), varian baru virus SARS-CoV-2 B 1617 atau disebut "mutan ganda" terdeteksi di India dan menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus Covid-19 di India.
Baca Juga: Penasaran Isi Instagram Doi? Berikut 3 Cara untuk Melihat Story Instagram Tanpa Ketahuan
Pada Maret 2021, Kementerian Kesehatan India melaporkan bahwa varian B 1617 ditemukan 15-20 persen pada contoh kasus yang diurutkan dari negara bagian Maharashtra yang menyumbang lebih dari 60 persen dari semua kasus aktif di India.
Saat ini India mengalami gelombang kedua COVID-19. Negara tersebut melaporkan rekor infeksi COVID-19 selama empat hari berturut-turu dengan data pada Minggu 25 April 2021, ada 349.691 kasus baru dan 2.767 kematian, hal tersebut membuat rumah sakit kehabisan tempat tidur dan oksigen.***