KABAR BESUKI – Komunitas Muslim Wamena yang tinggal di Jayapura, menggelar tradisi masyarakat pegunungan tengah Papua, yakni tradisi bakar batu saat Ramadhan. Bakar batu merupakan salah satu budaya masyarakat pegunungan tengah Papua yang hingga kini masih dilakukan untuk berbagai kepentingan.
Pada tradisi bakar batu ini selain menggunakan umbi-umbian, biasanya menggunakan daging babi sebagai bahan utama yang dipakai dalam tradisi tersebut. Dikarenakan sebagian besar masyarakat Papua memeluk agama Kristen maupun Katolik.
Proses batu tersebut bisa memakan waktu 2-3 jam, nantinya di dalam bara batu itu dimasukkan berbagai bahan pangan untuk diasapi yang nantinya saat matang dikonsumsi secara bersama-sama.
Prosesi bakar batu biasanya dilakukan untuk merayakan momen besar, seperti upacara perdamaian setelah perang suku. Bagi komunitas muslim Wamena tradisi itu biasa dilakukan menyambut Ramadhan.
Hal tersebut merupakan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT sehingga mereka bisa kembeli bertemu dengan bulan suci Ramadan.
Adapun demikian, pelaksanaan bakar batu juga kerap dilakukan pada hari-hari lain seperti Idul Fitri ataupun Idul Adha, atau pada momen-momen tertentu.
Sementara itu, tradisi batu ini sedikit dimodifikasi komunitas muslim Wamena. Komunitas muslim Wamena di Kampung Meteo, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura ini menggelar ritual bakar batu menggunakan daging ayam.