Dia juga menyebut bahwa China sedang berusaha menguasai Asia Tenggara melalui ekspor ideologi.
"Itu masuk akal, yang gak masuk akal pemerintah gak bisa baca itu," katanya.
Pemerintah berdalih jika TKA tersebut sudah dikontrak dan berkewajiban untuk bekerja di Indonesia, padahal TKA ini bisa menjadi kesempatan China untuk ekspor ideologi dan intelijen.
"Itu menguntungkan China, China memanfaatkan kedunguan rezim Indonesia secara diam-diam, disitulah diam-diam dicairkan investasi,"kata Rocky.
"China sebagai peluang untuk (negara) superpower baru, itu menanam pengaruh pada rezim-rezim yang terlihat lemah," lanjutnya.
Ia juga mengingatkan jika hampir satu abad lalu sebelum Perang Dunia II dimulai, Jepang sudah memulai menaruh intel-intel di Indonesia jauh sebelum perang berkecamuk.
"Bagian ini harusnya diterangkan pada milenial, supaya kita menganalisis politik Indonesia dan dunia. Karena sejarah Indonesia adalah bagian dari sejarah dunia," pungkasnya.
Dimana diketahui jauh sebelum Perang Dunia II berlangsung, banyak sekali pedagang Jepang yang masuk ke Indonesia yang ternyata adalah seorang mata-mata.
Menurut Rocky, negara harusnya menyadari strategi intelijen ini karena hal tersebut sudah terjadi berkali-kali di seluruh dunia sejak zaman kuno.