BMKG Rilis Wilayah dan Provinsi yang Berpotensi Diguyur Hujan Lebat saat Malam Takbir

- 10 Mei 2021, 23:52 WIB
BMKG menghimbau masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrim saat malam takbir
BMKG menghimbau masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrim saat malam takbir /BMKG/bmkg.go.id

KABAR BESUKI – Hari raya Idul Fitri tinggal menghitung hari, beberapa wilayah dan provinsi dikabarkan berpotensi diguyur hujan lebat saat malam takbir berlangsung.

Melalui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi hujan lebat yang dipicu cuaca ekstrem di sejumlah provinsi di Indonesia pada malam takbiran Idul Fitri 1442 Hijriah.

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menerangkan memprediksi potensi hujan lebat berada di Bengkulu, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan bagian utara, Kalimantan Utara, Lampung, dan Jawa Tengah.

Baca Juga: Tamu dan Masyarakat yang Berkontak dengan Almarhum Uztadz Tengku Zulkarnain Diminta Tes Covid-19

"Khusus tanggal 12 Mei yang menjadi perhatian karena fokus pada cuaca malam takbiran," ujar Guswanto dalam konferensi pers daring di Jakarta, Senin malam.

Dari segi syarat hujan probabilitas, kata Guswanto, terdapat tiga wilayah yang patut diwaspadai karena memiliki probabilitas cukup tinggi pada tanggal 12 Mei, yakni di Provinsi Banten, Bengkulu, dan Sulawesi Barat.

Untuk potensi curah hujan selama sepekan ke depan, perkiraan pada tanggal 10—12 Mei 2021, Guswanto mengimbau masyarakat di Aceh, Sumatera Barat, Jambi Bengkulu, dan Sumatera Selatan untuk tetap waspada.

Baca Juga: Ustadz Tengku Zulkarnain Meninggal, Ustadz Abdul Somad: Makin Sunyi Jalan Ini Ku Rasa

Guswanto menjelaskan bahwa potensi cuaca ekstrem tersebut timbul lantaran dari tinjauan iklim dan musim kemarau, sebagian besar wilayah Indonesia telah mengalami awal musim kemarau 2021 sekitar Mei dan Juni, sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari Antara.

Ia memprediksi sekitar 22,8 persen zona musim (ZOM) memasuki kemarau pada bulan April, kemudian 30,4 persen ZOM pada bulan Mei, dan 27,5 persen pada bulan Juni.

Prakiraan puncak musim kemarau, lanjut Guswanto, 67,3 persen ZOM akan mengalami pada bulan Agustus 2021 dan 17 persen pada bulan September.

Baca Juga: Innalillahi, Dunia Hiburan Tanah Air Kembali Berduka Bang Sapri Tutup Usia, Anwar Ungkap Hal Ini

Hasil analisis dinamika atmosfer-laut menunjukkan bahwa terdapat aktivitas fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) di wilayah Indonesia yang teramati bersamaan dengan aktifnya fenomena gelombang ekuatorial lainnya, seperti gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial.

Saat ini juga teramati pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia, yaitu di Laut Maluku Utara dan Papua Barat yang dapat membentuk pertemuan dan perlambatan kecepatan angin.

Daerah sirkulasi siklonik lainnya terbentuk di perairan Barat Sumatera Barat yang membentuk daerah konvergensi memanjang dari Sumatera Barat hingga Pesisir Barat Bengkulu.

Baca Juga: Jelang Idul Fitri, Ashanty Boyong Keluarga ke Turki, Netizen: Kok Bisa? Rakyat Kecil Mau Mudik Aja Susah

Sirkulasi siklonik juga terpantau di Semenanjung Malaysia bagian utara yang membentuk daerah konvergensi yang memanjang dari utara Pulau Natuna hingga Laut Cina Selatan barat Semenanjung Malaysia.

Gerakan pergeseran juga terpantau memanjang dari Sumatera Utara hingga perairan berat Aceh di Kalimantan Timur hingga perairan utara Kalimantan bagian utara dan Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Barat dan dari Papua Nugini bagian tengah hingga Papua bagian barat.

Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.***

 

Editor: Prasetyo Bagus Pramono

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah