Mengenal K.R.T. Hardjonagoro, Pelopor ‘Batik Indonesia’ yang Jadi Tema Google Doodle 11 Mei 2021

- 11 Mei 2021, 08:11 WIB
Foto: Tangkap layar Google Doodle K.R.T. Hardjonagoro, Pelopor ‘Batik Indonesia’ pada 11 Mei 2021
Foto: Tangkap layar Google Doodle K.R.T. Hardjonagoro, Pelopor ‘Batik Indonesia’ pada 11 Mei 2021 /

KABAR BESUKI - Go Tik Swan atau yang biasa dikenal sebagai K.R.T. Hardjonagoro yang hari lahirnya diperingati sebagai tema Google Doodle pada 11 Mei 2021.

Sebagaimana diketahui dari informasi Google Doodle, tepat pada hari ini merupakan ulang tahun K.R.T. Hardjonagoro yang ke-90.

Beliau adalah seorang budayawan dan sastrawan Indonesia yang bertempat tinggal di Surakarta, Jawa Tengah, sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari laman STT Bandung.

Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Buka Ibadah Haji 2021, Kementerian Agama Tunggu Jadwal Operasionalnya

Dilansir dari kk.sttbandung.ac.id/ K.R.T. Hardjonagoro lahir pada 5 Mei 1931 di Surakarta, dan meninggal dunia di usianya yang ke-75 tahun.

Ia merupakan putra sulung dari keluarga etnis Tionghoa di kota Solo.

Diketahui bahwa K.R.T. Hardjonagoro diasuh oleh kakeknya dari pihak ibu, Tjan Khay Sing yang merupakan pengusaha batik di Solo karena kedua orang tuanya adalah orang yang sangat sibuk.

Sejak kecil beliau sudah memiliki hubungan yang erat dengan kesenian batik, ia bahkan sering bermain di antara para pembatik.

K.R.T. Hardjonagoro yang merupakan keturunan dari pemuka masyarakat, dikirim untuk bersekolah di  Neutrale Europesche Lagere School bersama dengan para anak-anak ningrat lainnya.

Baca Juga: Grup Band NAIF Resmi Bubar Setelah Berkarya Selama Kurang Lebih 25 Tahun di Industri Musik Tanah Air

Beliau yang tumbuh dikelilingi oleh keindahan dan kearifan budaya Jawa semakin jatuh cinta dengan karya-karya dan keseniannya.

Ketika beranjak dewasa, keluarga K.R.T. Hardjonagoro menginginkan agar beliau melanjutkan studi di Universitas Indonesia dengan menimba ilmu di Fakultas Ekonomi.

Namun kecintaan beliau terhadap budaya Jawa membuat beliau nekat mengambil jurusan Sastra Jawa di Fakultas Sastra UI.

"Saya diam-diam masuk jurusan Sastra Jawa di Fakultas Sastra UI. Ketika ayah kenal, beliau khawatir saya tidak mampu mencari nafkah yang memadai dengan memilih bagian itu," kata K.R.T. Hardjonagoro.

Dalam acara Dies Natalis Universitas Indonesia, beliau menyumbangkan kemampuan menarinya yang diselenggarakan di istana.

Baca Juga: Ramalan Karir Zodiak 11 Mei 2021: Leo, Scorpio, dan Aquarius Anda Perlu Fokus dan Gali Lebih Dalam

Kebolehannya pun dikenali oleh Presiden Soekarno pada kala itu dan telah membuat orang nomor satu di Indonesia sangat terkesan.

Soekarno apresiasi minat K.R.T. Hardjonagoro yang kala itu sudah menggunakan nama Hardjono, karena saat itu hampir tidak ditemukan keturunan Tionghoa yang bisa menari Jawa.

Soekarno yang kemudian mengetahui bahwa K.R.T. Hardjonagoro merupakan keturunan dari keluarga yang turun temurun penggiat kesenian batik meminta beliau untuk membuat "Batik Indonesia".

Baca Juga: Link Live Streaming Sidang Isbat Kementerian Agama Guna Menentukan 1 Syawal 1442 Hijriah

Bersemangat, beliau pun kembali ke kampung halamannya untuk mendalami kesenian batik baik dari sejarah maupun filsafatnya.

Hubungannya yang erat dengan keluarga Keraton Solo pun memungkinkan beliau untuk mempelajari batik-batik langka dari ibunda Susuhunan Pakubuwana XII.

Beliau kemudian mengembangkan batik-batik pusaka tersebut tanpa menghilangkan ciri khas dari batik pusaka milik Keraton Solo.

Dari pola batik tersebut, K.R.T. Hardjonagoro memberi warna-warna baru cerah yang membedakannya dari batik Solo-Yogya yang umum ditemui.

Dari situlah lahirnya Batik Indonesia.***

Editor: Yayang Hardita


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah