Kudeta Mali Terus Berlanjut Hingga Hari Ini, Presiden dan Menteri Pertahanan Menjadi Tahanan Militer

- 28 Mei 2021, 16:18 WIB
Militer Mali kudeta Pimpinan negaranya./Instagram/@terrabellumyt/free-photos
Militer Mali kudeta Pimpinan negaranya./Instagram/@terrabellumyt/free-photos /

KABAR BESUKI - Militer Mali menahan presiden, perdana menteri, dan menteri pertahanan interim di negara tersebut, Senin, 24 Mei 2021, beberapa bulan setelah mereka mengudeta pemerintahan pada Agustus 2020.

Sejumlah sumber pemerintah dan diplomat di Mali mengatakan bahwa Presiden Bah Ndaw, Perdana Menteri Moctar Ouane, dan Menteri Pertahanan Soulemayne Doucoure dibawa ke pangkalan militer di Kati.
 
Militer menahan para pejabat tinggi interim itu setelah dua anggota militer kehilangan jabatannya dalam perombakan kabinet pemerintahan.
 
Penahanan ini memperdalam masalah di Mali setelah militer mengudeta pemerintahan Presiden Ibrahim Boubacar Keita pada Agustus 2020.
 
Lantas, bagaimana kronologi kudeta Mali kedua ini berlangsung? Berikut kronologinya yang dilansir Kabar Besuki dari AFP.
 
Boubacar turun takhta akibat demo berbulan-bulan yang dipicu dugaan korupsi, dan kegagalan menghentikan milisi di negara bekas koloni Perancis itu.
 
Keesokan harinya Kolonel Assimi Goita diangkat sebagai pemimpin junta militer.
 
Kudeta Mali dikecam oleh komunitas internasional, dan blok ekonomi Afrika Barat ECOWAS mengancam bakal menjatuhkan sanksi.
 
Pada 12 September 2020, junta militer Mali tunduk pada tekanan internasional, dan berjanji mengizinkan pemerintahan sipil penuh dalam waktu 18 bulan.
 
Kemudian, tanggal 21 September 2020, mantan menteri pertahanan Bah Ndaw diangkat sebagai presiden sementara, dengan Kolonel Goita sebagai wakilnya.
 
Dua minggu berikutnya pemerintahan dibentuk dengan militer menduduki posisi-posisi kunci.
 
Pada 15 April, tanggal pemilihan presiden dan parlemen untuk transfer kekuasaan sipil ditetapkan selama Februari-Maret 2022.
 
Ketidakpuasan terhadap militer terus berkembang, dan pemerintahan PM Mochtar Ouane mengundurkan diri pada 14 Mei.
 
Namun, dia langsung berkuasa lagi dan mencoba membentuk pemerintahan baru yang lebih beragam.
 
Pada Senin, 24 Mei 2021, pemerintahan sementara yang baru dibentuk.
 
Militer Mali masih memegang banyak pos kabinet, dua pemimpin militer dari junta lama diganti di Kementerian Pertahanan dan kepolisian.
 
Akan tetapi, pada hari itu juga Presiden Ndaw dan PM Ouane ditangkap oleh militer yang tidak senang dengan perombakan tersebut.
 
Komunitas internasional lalu mengecam penahanan mereka dan menuntut pembebasan.
 
Pada Selasa, 25 Mei 2021, Kolonel Goita berkata, dia mencabut kekuasaan presiden interim dan perdana menteri karena mencoba menyabotase transisi.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: AFP


Tags

Terkini

x