Sedangkan hujan meteor yang lain adalah Arietid yang aktif sejak 14 Mei hingga 24 Juni 2021. Hujan meteor ini dapat disaksikan ketika siang hari dengan titik radian berada di dekat konstelasi Aries.
Hujan meteor adalah fenomena umum yang ketika meteor jatuh ke permukaan bumi dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga manusia kemungkinan akan melihatnya seperi hujan biasa yang sedang turun.
Fenomena meteor ini disebabkan oleh tertariknya meteoroid yang terpengaruh oleh gravitasi sehingga jatuh ke dan terbakar karena gesekan dengan atmosfer bumi.
Warna pijar meteor yang jatuh dan terbakar pun bisa beragam. Ini karena kandungan unsur dalam meteor bisa berbeda sehingga warna pijaran pun juga tergantung dari kandungan meteor itu.
Kilatan cahaya biru kehijauan (cyan) yang tertangkap kamera di dekat gunung Merapi itu diperkirakan berasal dari magnesium.
Beberapa warna pijaran meteor lain misalnya warna violet yang berarti mengandung Kalsium, warna hijau yang mengandung Nikel, atau warna merah yang kemungkinan berasal dari oksigen dan nitrogen yang berasal dari atmosfer bumi.
Baca Juga: Viral Harga Pecel Lele di Malioboro Tak Wajar, Tiga Warung Ditutup Sementara
Meteor yang jatuh ke bumi akan menyisakan batuan yang disebut dengan meteorit. Jika kilatan tersebut memang sebuah bagian dari hujan meteor, maka kemungkinan akan ada sisa meteorit yang jatuh di daerah tersebut.
Namun menurut perhitungan metode paralaks sederhana, kemungkinan jatuhnya lokasi jatuhnya meteorit tersebut bukan berada di lereng gunung Merapi, melainkan di agak di sekitar puncak Merbabu.