Kapal Perang Iran Tenggelam Setelah Terbakar di Perairan Teluk Oman, Bencana Bagi Angkatan Laut Iran

- 2 Juni 2021, 20:42 WIB
Ilustrasi: Kapal Laut
Ilustrasi: Kapal Laut /Karawangpost/maja7777

KABAR BESUKI - Kapal perang terbesar di angkatan laut Iran terbakar dan kemudian tenggelam pada hari Rabu di Teluk Oman dalam keadaan yang tidak jelas, kantor berita semi-resmi melaporkan.

Kantor berita Fars dan Tasnim mengatakan upaya penyelamatan kapal perang pendukung Kharg gagal, dinamai berdasarkan pulau yang berfungsi sebagai terminal minyak utama untuk Iran.

Api mulai berkobar sekitar pukul 02.25 pagi dan petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkannya, kata Fars. Dilansir Kabar Besuki dari laman The Guardian.

Baca Juga: Rocky Gerung Menilai Sebenarnya Jokowi dan Khofifah Ingin Habib Rizieq Bebas, Ternyata Begini Maksudnya

Kapal itu tenggelam di dekat pelabuhan Iran Jask, sekitar 1.270 km atau 790 mil tenggara Teheran di Teluk Oman dekat selat Hormuz.

Foto-foto yang beredar di media sosial Iran menunjukkan para pelaut mengenakan jaket pelampung mengevakuasi kapal saat api berkobar di belakang mereka.

Foto satelit dari Planet Labs Inc yang dianalisis oleh Associated Press menunjukkan Kharg pergi ke barat Jask pada hari Selasa.

Satelit dari Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS yang melacak kebakaran dari luar angkasa mendeteksi kebakaran di lokasi Jask yang dimulai tepat sebelum waktu kebakaran yang dilaporkan oleh Fars.

Baca Juga: Bilang PDIP Sedang Frustasi Karena Psikologis Terganggu, Rocky Gerung: PDIP Bakal Kalah dari Demokrat

Kharg adalah salah satu dari sedikit kapal di angkatan laut Iran yang mampu menyediakan pengisian ulang di laut untuk kapal lainnya.

Itu juga dapat mengangkat kargo berat dan berfungsi sebagai titik peluncuran helikopter. Kapal perang, yang dibangun di Inggris dan diluncurkan pada 1977, memasuki angkatan laut Iran pada 1984 setelah negosiasi panjang setelah Revolusi Islam 1979 Iran.

Angkatan laut Iran biasanya menangani patroli di Teluk Oman dan laut yang lebih luas, sementara Pengawal Revolusi para militer negara itu beroperasi di perairan dangkal selat Hormuz dan Teluk Persia.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, angkatan laut meluncurkan kapal tanker komersial yang sedikit lebih besar yang disebut Makran yang diubah menjadi melayani fungsi yang sama dengan Kharg.

Baca Juga: Menag Yaqut Bersama Komisi VIII DPR Menggelar Rapat Tertutup, Yaqut: Keputusan Haji Kami Umumkan Kamis

Para pejabat Iran tidak menjelaskan penyebab kebakaran di atas kapal Kharg.

Namun, itu mengikuti serangkaian ledakan misterius yang dimulai pada 2019, menargetkan kapal-kapal di Teluk Oman.

Angkatan Laut AS kemudian menuduh Iran menargetkan kapal-kapal dengan ranjau limpet, bahan peledak berjangka waktu yang biasanya dipasang oleh penyelam ke lambung kapal.

Iran membantah menargetkan kapal-kapal itu, meskipun rekaman Angkatan Laut AS menunjukkan anggota Pengawal Revolusi mengeluarkan satu ranjau limpet yang tidak meledak dari sebuah kapal.

Baca Juga: KPI Pastikan Pemeran Zahra di Indosiar yang Masih di Bawah Umur Akan Digantikan, Sanksi Masih Ditentukan

Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran setelah presiden saat itu, Donald Trump, secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir Teheran dengan kekuatan dunia.

Pada bulan April, sebuah kapal Iran bernama MV Saviz yang diyakini sebagai pangkalan Pengawal dan berlabuh selama bertahun-tahun di Laut Merah di lepas pantai Yaman menjadi sasaran serangan yang diduga dilakukan oleh Israel.

Ini meningkatkan perang bayangan selama bertahun-tahun di perairan Timur Tengah antara kedua negara.

Baca Juga: Baru Saja Mendapat Penghargaan dari Rusia, Megawati Malah Menangis: Maaf, Saya Teringat Kepada Ayah Saya

Tenggelamnya Kharg menandai bencana angkatan laut terbaru bagi Iran. Pada tahun 2020, selama latihan militer Iran, sebuah rudal secara keliru menabrak kapal angkatan laut di dekat pelabuhan Jask, menewaskan 19 pelaut dan melukai 15 orang. Pada 2018, sebuah kapal perusak angkatan laut Iran tenggelam di Laut Kaspia.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: The Guardian


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah