Perut Kembung Saat Naik Pesawat Umum Terjadi, Begini Penjelasan dan Cara Mengatasinya

- 5 Juni 2021, 13:28 WIB
Foto: Ilustrasi pesawat yang sedang terbang
Foto: Ilustrasi pesawat yang sedang terbang /Pixabay/pexels.com/

KABAR BESUKI - Bepergian dengan pesawat seringkali mengakibatkan banyak ketidaknyamanan bagi penumpangnya. 

Entah karena rasa gelisah saat terbang di udara ataupun peramalan lain seperti hal-hal yang bisa dikaitkan dengan medis.

Salah satunya adalah beberapa penumpang pesawat mengeluhkan perut kembung dan seringkali mereka akan terpaksa untuk buang angin ketika turun dari pesawat.

Baca Juga: 10 Kisah Mengharukan yang Akan Membuat Anda Percaya pada Cinta, Nomor 8 Paling Menyentuh

Meskipun terlihat sepele, ternyata perut kembung ketika berada di pesawat memiliki sebutan dan ada penjelasan ilmiahnya baik secara fisika dan medis.

Perut kembung setelah penerbagnan sering digambarkan dengan istilah High-Altitude Flatus Expulsion (HAFE) atau flatus pada ketinggian.

Hal ini pun pun sebenarnya dipicu oleh fisika sederhana. Saat kita berada di pesawat, tekanan udara menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian, seperti dilansir dari Mental Floss.

Usus manusia mengandung udara, dan sebagian besar banyaknya udara itu tergantung dari makanan yang kita makan atau udara yang kita telan.

Karena tekanan udara di dalam pesawat cenderung rendah, hak itu membuat gas di dalam usus mengembang. 

Baca Juga: 8 Hobi Bisa Meningkatkan Kesehatan Tubuh dan Mental, Manfaatkan Waktu Luang Ini

Akibatnya perut pun terasa kembung dan satu-satunya cara untuk membuatnya Anda merasa lega adalah dengan mengeluarkanannya melalui buang gas atau kentut.

Ketika seseorang pindah dari ketinggian rendah ke tinggi dengan cepat seperti bepergian dengan pesawat, maka hal itu juga dapat mencegah atau menyulitkan karbon dioksida larut dalam aliran darah.

Akibatnya, karbon dioksida itu akan menyebar di usus dan menyebabkan tekanan gastrointestinal.

Hal itu pun telah dibuktikan oleh penelitian pada tahun 2013 dimana para ilmuwan di Australia membawa subjek ke resort di gunung dengan ketinggian sekitar 5.900 kaki.

Baca Juga: Cara Bergandengan Tangan Ini Mengungkap Makna Hubungan Asmara Anda dengan Pasangan

Para subjek yang berpindah dari ketinggian rendah ke tinggi akan mengalami perut kembung, bahkan ketidaknyaman itu masih akan dirasakan hingga 11 jam setelah perjalanan itu dilakukan.

Selain itu, rasa ketidaknyamanan setelah turun dari pesawat juga akan terasa meskipun Anda sudah turun selama beberapa jam sebelumnya.

Ini juga terjadi karena kabin pesawat yang sempit, dan juga duduk terlalu lama dapat menjebak udara di dalam usus. 

Jika Anda sering mengalami hal ini ketika bepergian dengan pesawat, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah perut kembung selama perjalanan.

Hindari makanan yang menyebabkan gas seperti brokoli, kacang-kacangan, dan juga hindari minum minuman bersoda.

Beberapa dokter juga menyarankan untuk menghindari makanan yang termasuk dalam FODMAP, yaitu makanan yang mengandung gula tertentu yang bisa menyebabkan IBS atau gangguan usus seperti diare dan sembelit.

Dokter menyarankan untuk menghindari susu, yogurt, sayuran tertentu, dan pemanis buatan sebelum bepergian dengan pesawat.

Baca Juga: 6 Tanda Utama Berkencan dengan Orang yang Salah, Segera Akhiri Hubungan Sebelum Melampaui Batas

Selain itu, untuk menghindari ketidaknyamanan karena perut kembung, Anda bisa bangun dari tempat duduk dan berjalan sejenak.

Selain untuk menghindari gas yang terperangkap di dalam usus, berjalan sedikit juga dapat menghindari komplikasi dari duduk terlalu lama seperti thrombosis, gumpalan darah, dan kaku otot dan sendi.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Mental Floss


Tags

Terkini

x