KABAR BESUKI - Seorang yang terduga warga asal Malaysia pun mengomentari pernyataan Ustadz Abdul Somad alias UAS.
Seseorang yang tak diketahui namanya tersebut ikut memberikan komentarnya dengan ngamuk soal Ustadz Abdul Somad terkait pembatalan haji tahun 2021.
Ia merasa sebagai pemuka agama, apa yang disampaikan Ustadz Abdul Somad terdengar provokatif dan membuat suasana semakin onar.
Baca Juga: Habib Rizieq dan Ustadz Abdul Somad Jadi Kandidat Calon Presiden, Netizen: Auto Pindah Warga Negara
Menariknya, ulasan tersebut ia sampaikan melalui video singkat dan beredar di media sosial.
Bahkan, video tersebut menjadi viral setelah dibagikan kembali di akun Twitter @murtadhaone1.
Intinya, terduga warga Malaysia tersebut yang tidak diketahui identitasnya itu geram dengan pernyataan Ustadz Abdul Somad terkait dana haji tersebut.
Dia merasa Ustadz Abdul Somad berbicara atau tidak berpikir lama selama pernyataan itu.
Bahkan, melalui aksinya ini, ia menuding pendakwah berdarah Sumatera yang biasanya hanya ribut dan berwatak buruk seperti setan dan jin.
“Sahabat-sahabatku di Indonesia, saya menanggapi Somad pasal (soal) jemaah haji Indonesia tidak diberangkatkan tahun ini. Kenapa tak berpikiran panjang. Otaknya Somad ini asik bikin gaduh, asik perbodohkan rakyat Indonesia satu bangsa dengan kau. Kenapa punya sikap macam iblis dan setan, kenapa asik bikin kegaduhan macam itu,” kata lelaki yang diduga seorang warga Malaysia, dilansir Kabar Besuki mengutip dari Twitter @MurtadhaOne1.
Tidak sampai di situ saja, dia tidak habis pikir bahkan menyebut bagaimana bisa ada pemuka agama yang ‘otaknya kotor’.
“Otaknya kotor, menjadi ustaz itu harus suci hati, punya perasaan, punya sikap. Bukan macam engkau ini sudah seperti iblis, menghasut!,” kata lelaki tersebut.
Padahal, sebagai seorang publik figure, apalagi yang bernafaskan Islam, UAS harus menyampaikan hal yang baik dan nyata, bukan sebaliknya.
“Kau tahu tak menjadi ustaz itu harus tanggung jawab kau dengan perkataan, kau sudah memfitnah pemerintah Indonesia pasal haji tak diberangkatkan,” kata lelaki tersebut.
Selain itu, ia meminta UAS bertanggung jawab atas kekacauan di Indonesia.
Pendakwah berusia 44 tahun itu wajib meminta maaf kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia.***