KABAR BESUKI - Setelah mendapat banyak kritikan, khususnya dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyampaikan klarifikasi.
Dalam penyampaian klarifikasinya tersebut, Presiden Jokowi terlihat bahwa dirinya berbicara sambil tersenyum.
Menanggapi tanggapan dan klarifikasi dari Jokowi, Profesor Emeritus di Monash University, Australia, Profesor Ariel Heryanto, mengenang pemimpin otoriter Orde Baru, Suharto.
Baca Juga: Presiden Jokowi Diberi Saran Soal Situasi Negara, Tidurkan Indonesia dan Militer yang Menjalankan
Namun, Ariel tidak secara jelas menyamakan Jokowi dan Soeharto. Namun, dia melihat kesamaan antara Jokowi dan Soeharto dalam hal penampilan publik.
Menurutnya, senyum Jokowi dan Soeharto dijuluki ‘Jenderal Tersenyum’. Biasanya, senyuman diberikan dalam bentuk pribadi yang tenang meski dalam berbagai tekanan.
“Jadi ingat Bapak Pembangunan RI. Dalam banyak penampilan publik, the smiling general biasanya kalem dan banyak senyum, walau didemo mahasiswa dan diolok2. Tangannya nggak pernah kotor. Entah kaki-tangannya yang ada di mana,” tulis Profesor Ariel Heryanto, sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari Twitter @ariel_heryanto.
Terlihat dalam klarifikasi yang diberikan Jokowi, ia mengawali penyampaian klarifikasi dengan senyuman.
Kemudian senyumnya bertahan selama beberapa detik dan langsung mengekspos beberapa kritik yang kemudian dilontarkan padanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan kritikan tersebut, antara lain terkait plonga plongo, otoritarianisme, bapak bipang, hingga ‘king of lip service’.
Jokowi mengatakan perguruan tinggi seharusnya tidak menghalangi mahasiswa untuk berekspresi.
Kemudian, sikapnya mulai lebih serius dengan menjelaskan budaya Indonesia yang memiliki budaya adab dan sopan santun.
Dia juga melahirkan dengan tangan di udara dan terus bergerak maju mundur. Indonesia juga saat ini sedang fokus menangani pandemi Covid-19, katanya.***