Network
KABAR BESUKI - Dalam rangka penerapan Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM Darurat, pemerintah Republik Indonesia telah meminta Amerika Serikat untuk turun tangan.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Koordinator Darurat PPKM, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Agar kebijakan PPKM berjalan efektif, Luhut menjelaskan, pemerintah akan bekerja sama dengan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA.
Baca Juga: Menkes Terapkan Harga Eceran Obat Terapi Covid-19, Luhut: Tindak Tegas Orang yang Bermain Harga
Selain itu, juga akan berkolaborasi dengan perusahaan teknologi raksasa seperti Google dan Facebook.
Niat pemerintah bekerja sama dengan sejumlah pihak, tak lain untuk memantau mobilitas masyarakat selama pelaksanaan PPKM darurat mulai 3 hingga 20 Juli 2021.
Nantinya, pemerintah akan menggunakan data yang dihasilkan oleh teknologi tersebut untuk mengambil sejumlah informasi dari ketiga instansi tersebut dan melihat indeks mobilitas warga di masing-masing wilayah.
Baca Juga: Obat Terapai Covid-19 Terpantau Alami Lonjakan Harga, Luhut: Ini Ada Oknum, Harus Tindak Tegas
“Kita engage Facebook Mobility dan Google Traffic serta cahaya malam dengan NASA. Dengan begitu, kita bisa lihat pelaksanaan dari PPKM ini apa dilaksanakan dengan baik,” kata Luhur, sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari YouTube Sekretariat Presiden.
Luhut juga menjelaskan, sejauh ini pemerintah telah mengumpulkan data pergerakan penduduk dari 24 Mei hingga 6 Juni sebagai database.
Kemudian, data yang diterima akan dibandingkan dengan pergerakan penduduk selama masa PPKM Darurat dari 3 hingga 20 Juli 2021.
Baca Juga: Luhut Binsar Ditanya Soal Sektor Pariwisata Bali Malah Ngomong: Ya Itu Jawab Aja Sendiri
Data yang dikumpulkan juga menjadi sasaran pemantauan langsung oleh pemerintah pusat, termasuk data yang telah dibandingkan untuk dikirim ke pemerintah daerah dan aparat keamanan.
Selain itu, Luhut menjelaskan tujuan pemerintah untuk menekan mobilitas masyarakat.
Setidaknya, hingga 30 persen untuk mengurangi penularan virus corona. Meski demikian, pihaknya menaikkan target menjadi 50 persen agar hasilnya lebih optimal.***
