KABAR BESUKI – Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari mengaku dirinya dibenci dan dimusuhi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengaku sangat bermusuhan dengan WHO. Itu terjadi ketika dia menjadi Menteri Kesehatan.
Menurut pengakuannya Siti Fadilah Supari mengaku dibenci dan dibenci oleh WHO saat itu, karena dianggap gagal masuknya vaksin flu burung untuk Indonesia.
Siti Siti Fadilah Supari berhasil mengungkap bahwa flu burung tidak seberbahaya yang diisukan.
“Iya, karena WHO berhasil kita reformasi. Yang tadinya saya pandang bahwa WHO tidak adil terhadap negara-negara yang berkembang seperti kita, saya reformasi bahwa kita mempunyai kedudukan yang sama,” kata Siti Fadilah Supari, sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari YouTube Hersubeno Point.
Bahkan Siti Fadilah Supari membantah pernyataan WHO bahwa virus flu burung bisa menular.
Siti Fadilah Supari tidak main-main, karena dia punya bukti dan penelitian yang kuat.
Dari situ, Siti Fadilah Supari mengaku bahwa dirinya telah berhasil mereformasi WHO.
“Saya punya buktinya, virus tidak berkembang, lalu kenapa (WHO) Anda bilang menular. Itu prestasi saya, di belakang saya ada 128 negara untuk melawan WHO untuk reformasi. Kenapa saya berani, karena saya jadi saksi melihat ketidakadilan di dalam aturan yang ada,” tutur Siti Fadilah Supari.
Saat itu, menurut Siti Fadilah Supari, Indonesia dianggap sebagai episentrum flu burung.
Dari situ, Siti Fadilah Supari bicara lantang saat WHO mendatangkan 10 ahli yang memaksa Siti Fadilah menerima bahwa flu burung bisa menular dari manusia ke manusia.
Tak hanya flu burung, Siti Fadilah Supari juga mengaku berhasil mencegah masuknya flu babi yang juga belum banyak diberitakan oleh WHO.
Namun, dia tidak menyangka kegigihannya melawan WHO saat itu membuahkan hasil.
Siti Fadilah Supari harus menerima skenario yang melibatkan kasus korupsi Rp 6 miliar.
Siti Fadilah Supari sendiri murka kepada WHO saat itu karena akan ada dampak buruk yang harus disepakati negara jika Indonesia menjadi episentrum flu burung.***