Network
KABAR BESUKI – Muncul dugaan bahwa barang bukti dari kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang sudah dicurigai anjing pelacak, diduga lenyap.
Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini sendiri sudah memasuki minggu ketiga dan masih menjadi misteri lantaran banyak teka-teki.
Namun, ada fakta menarik yang bisa menjadi indikasi tewasnya ibu dan anak, Tuti dan Amel.
Yakni, munculnya sosok perempuan yang turun dari mobil perak di hari pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Setidaknya fakta ini didapat polisi setelah pengerahan 6 ekor anjing pelacak K9 di lokasi pembunuhan Subang.
Seekor anjing K9 terus mengendus-endus tempat cuci mobil tak jauh dari rumah Tuti dan Amel.
Saat kejadian, muncul sosok perempuan di hari pembunuhan Subang, pihak tempat cuci mobil mengaku, para pekerja belum juga tiba di lokasi kejadian.
Untuk tempat dari pencucian mobil tersebut diketahui bahwa bangunan tersebut tidak punya pintu dan bisa jadi orang akan leluasa bebas untuk keluar masuk ke sana.
“Anjing itu terus ngendus ke tong sampah. Dan setelah dikonfirmasi melalui CCTV, ada pergerakan mobil warna silver tanggal 18 Agustus 2021, sekitar jam 7 pagi. Mobil itu berhenti di pencucian mobil, dan keluar seorang wanita dengan membawa kantong. Kantong itu lalu dibuang di tempat sampah besi di pencucian mobil,” tutur Fredy, narrator di video tersebut.
Kemungkinan plastik yang dibuang ke tempat sampah bisa terbakar, menurut narrator video yang juga melampirkan wawancara dengan salah satu agen cuci mobil di video YouTube.
Sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari YouTube Fredy Sudaryanto Sport, dikarenakan untuk sampah di tong tersebut dilakukan pembakaran sampah setiap harinya.
“Terbayangkan kalau anjing K9 baru datang dua pekan berikutnya, sementara sampah selalu dibakar tiap hari, kemungkinan barang bukti yang dicurigai anjing pelacak itu sudah lenyap,” tutur Fredy.
Secara perlahan satu-persatu titik terang mulai dekat lantaran terungkap sebuah bukti baru dari kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Polisi sendiri mewawancarai sejumlah saksi, antara lain Yosef, Mimin, Yoris, dan ayah korban. Selama ini, mereka meyakini, Tuti dan Amel telah dibunuh secara keji dan keji.
Banyak yang percaya bahwa proses yang dipimpin polisi untuk menemukan pelakunya lambat dan terkesan ‘belibet’.
Namun, dalam pernyataannya, mereka meyakinkan bahwa kasus tersebut tidak mudah untuk diselesaikan.
Yang tengah mereka upayakan demi terpecahkan kasus tersebut adalah mencari pembuktian, bukan pengakuan.***
