KABAR BESUKI - Aktivis HAM Natalius Pigai membantah tudingan rasisme pada kicauan yang menyebut kata Jawa Tengah, Jokowi, dan Ganjar beberapa hari lalu.
Natalius Pigai menemukan adanya sebuah anomali demokrasi ketika ada sebagian dari rakyat yang pro kekuasaan diberikan 'keistimewaan' untuk berbuat apapun sepanjang berpihak pada kekuasaan.
"Itulah namanya anomali demokrasi. Jadi namanya dinimpai oleh rakyat, rakyat yang bagian daripada kekuasaan itu tidak bisa disebut rakyat karena mereka dilindungi oleh otoritas," kata Natalius Pigai sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Refly Harun pada Senin, 4 Oktober 2021.
Natalius Pigai menganggap laporan dari seseorang ke Polda Metro Jaya untuk dirinya merupakan hal yang wajar dilakukan di negara hukum.
Natalius Pigai juga mengaku menghormati keberadaan pendukung Jokowi dan Ganjar Pranowo, namun mereka tak pernah bertanya mengenai substansi dari kicauan dirinya.
"Orang yang melaporkan saya ke Polda menurut saya itu sah-sah saja dan mereka menggunakan hak konstitusionalnya untuk mencari keadilan. Karena itu kita juga menghormati mereka, apalagi mereka adalah bagian dari simpatisan Pak Jokowi dan juga Pak Ganjar Pranowo. Tapi mereka tidak pernah bertanya kepada kita, sebenarnya substansi daripada tweet ini apa?," ujarnya.
Natalius Pigai menilai, sebagian pendukung Jokowi dan Ganjar cenderung melihat kicauan dirinya sebagai kicauan bernada rasisme tanpa memperhatikan substansi yang sesungguhnya.