Network
KABAR BESUKI - Akademisi Rocky Gerung mencurigai adanya permainan bisnis di balik wacana kewajiban tes PCR untuk calon penumpang transportasi umum.
Rocky Gerung menyebut bisnis PCR merupakan bisnis yang bersifat monopolistik karena pengadaan yang tak dibuka untuk masyarakat umum.
"Kita tahu dari awal PCR ini bisnis. Sebagai bisnis, dia itu monopolistik karena tidak dibuka untuk umum, bahkan ada sembunyi-sembunyi tuh," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Rabu, 27 Oktober 2021.
Rocky Gerung mengingatkan kepada masyarakat agar kewajiban PCR harus dicurigai sebagai permainan segelintir importir.
Menurutnya, mayoritas importir PCR di Indonesia merupakan elit dari partai politik atau orang-orang yang dekat dengan pihak kekuasaan.
"Karena itu, kita harus curiga bahwa PCR ini adalah permainan beberapa importir aja, dan biasanya importir itu adalah rekanan dari partai politik kan? Jadi orang menganggap bahwa yang diuntungkan tetap elit partai politik atau elit kekuasaan yang bisa punya akses langsung pada sistem impor yang semi-monopolistik tuh," ujarnya.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti Minta Samakan Harga PCR dengan India 96 Ribu Saja, Netizen: Cari Modal untuk Pemilu
Rocky Gerung menemukan adanya sebuah anomali atau paradoks di balik tes PCR yang merupakan sebuah kebutuhan mendesak karena akan diwajibkan untuk calon penumpang transportasi umum.
