BMKG Sebut Gempa Besar Selat Sunda Itu ‘Ancaman Sesungguhnya’ Bisa Terjadi Kapan Saja, Warga Diminta Waspada

- 15 Januari 2022, 17:00 WIB
BMKG Sebut Gempa Besar Selat Sunda Itu ‘Ancaman Sesungguhnya’ Bisa Terjadi Kapan Saja, Warga Diminta Waspada
BMKG Sebut Gempa Besar Selat Sunda Itu ‘Ancaman Sesungguhnya’ Bisa Terjadi Kapan Saja, Warga Diminta Waspada /Instagram @daryonobmkg

KABAR BESUKI – Pihak BMKG menyebutkan bahwa gempa besar yang terjadi di segmen megathrust selat sunda, merupakan ancaman yang sesungguhnya hingga bisa terjadi kapan saja.

Koordinator mitigasi gempa dan tsunami BMKG Daryono menjelaskan soal ancaman seismik sebenarnya di sekitar Selat Sunda adalah segmen megathrust Selat Sunda.

Jadi Daryono menjelaskan, ruas di pantai selatan itu berpotensi memicu gempa kuat yang magnitudonya bisa mencapai 8,7.

Baca Juga: Sajikan Penari Striptis, Heroes Cafe Jajag Banyuwangi Digrebek Polisi

Daryono mengatakan gempa segmen megathrust Selat Sunda merupakan ancaman.

Karena selain berpotensi gempa berkekuatan besar, gempa besar di segmen ini bisa sewaktu-waktu terjadi.

Di kawasan segmen ini, sudah lama tidak terjadi gempa besar, yang berarti sewaktu-waktu bisa terjadi gempa besar jika melihat siklus dalam waktu lama tanpa gempa besar.

Baca Juga: Polisi Lakukan Penyidikan Kebakaran Sejumlah Kios Pedagang Pasar Galekan Wongsorejo Banyuwangi

“Hingga hari Sabtu, 15 Januari 2022 pukul 12.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 33 (tiga puluh dua) kali aktivitas gempa susulan (aftershock), dengan magnitudo terbesar 5,7 dan magitudo terkecil adalah 2,5. Gempa Ujung Kulon kemarin sebenarnya bukan ancaman sesungguhnya karena segmen megathrust Selat Sunda mampu memicu gempa dengan magnitudo tertarget mencapai 8,7 dan ini dapat terjadi sewaktu-waktu, inilah ancaman yang sesungguhnya, kapan saja dapat terjadi karena Selat Sunda ini merupakan salah satu zona seismic gap di Indonesia yang selama ratusan tahun belum terjadi gempa besar sehingga patut diwaspadai karena berada di antara 2 lokasi gempa besar yang merusak dan memicu tsunami yaitu Gempa Pangandaran magnitudo 7,7 (2006) dan Gempa Bengkulu magnitudo 8,5 (2007),” tulis Daryono.

Halaman:

Editor: Aliefia Rizky Nanda Herita

Sumber: Instagram @daryonobmkg


Tags

Terkait

Terkini