Ia bahkan mengaku curiga jika pengusiran Haikal Hassan tersebut sudah didesain dan direncanakan.
“Akhirnya kita bisa lihat, apakah ini tuker tambah dari kasus Arteria misalnya, akhirnya orang berpikir begitu, apakah dibelakangnya ada banyak desain untuk menghasilkan kesenjangan sosial baru,” kata Rocky Gerung seperti dikutip Kabar Besuki dari kanal Youtube pribadinya pada 23 Januari 2022.
“Jadi sebetulnya kepicikan-kepicikan ini ya limpahan saja dari hasil pemilu kemarin yang memang gak pernah selesai,” imbuhnya.
Mantan dosen Filsafat Universitas Indonesia itu juga curiga bahwa pengusiran terhadap Haikal Hassan itu sengaja diramaikan oleh buzzer-buzzer istana.
Rocky Gerung menilai bahwa diusirnya Haikal Hassan ini adalah bentuk kegagalan Presiden Jokowi dalam merawat dan mempersatukan bangsa.
“Pengusiran itu terjadi di Malang itu Presiden gagal untuk mengakrabkan warga negara, nanti dibilang Jokowi lagi yang salah, lah memang rajanya siapa?” ujar Rocky Gerung.
“Itu permasalahannya, raja tidak mampu untuk mengucapkan hal-hal yang sifatnya antropolis karena sibuk dengan hal-hal yang sifatnya metropolis yaitu pindah ibukota,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menyebut bahwa Presiden Jokowi hanya fokus mengurus pemindahan ibu kota dan tidak memperdulikan keakraban antar warga.